Harga Batu Bara dan Minyak Mentah Indonesia Naik
JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price (ICP) Juli naik USD 0,32 per barel menjadi USD 70,68 per barel dari angka pada Juni. Kenaikan itu sejalan dengan permintaan minyak mentah dunia di pasar internasional.
International Energy Agency (IEA) memperkirakan, pertumbuhan permintaan minyak mentah global tahun ini meningkat 1,4 juta barel per hari menjadi 99,1 juta barel per hari. Sementara itu, Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) melaporkan peningkatan minyak mentah global pada 2018 disebabkan peningkatan permintaan minyak dari anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dan non OECD.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (Biro KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, peningkatan tersebut dibarengi dengan penurunan suplai minyak mentah dari anggota OPEC penghasil minyak seperti Iran, Libya, Angola, dan Venezuela. Amerika Serikat juga menurunkan stok dan produksi minyak mentahnya di pasar global menjadi 241,2 juta barel atau turun 2,8 juta barel. Di Asia-Pasifik, kenaikan harga minyak mentah dipengaruhi peningkatan pembangunan infrastruktur di Tiongkok yang mengakibatkan peningkatan permintaan minyak mentah Tiongkok.
Di sisi lain, harga batu bara acuan (HBA) Agustus 2018 ditetapkan USD 107,83 per ton. ”Harga batu bara acuan mengalami kenaikan sebesar USD 3,18 dari HBA Juli 2018 sebesar USD 104,65 per ton,” jelas Agung. Kenaikan HBA tersebut dipengaruhi pasar energi global yang relatif membaik.
Selain itu, harga batu bara di Tiongkok mengalami kenaikan. ”Alasan lainnya adalah karena harga minyak naik. Juga dipengaruhi dari kenaikan permintaan batu bara di Tiongkok dan Eropa Utara,” jelas Agung. Meningkatnya volume permintaan batu bara juga disebabkan ketidakmampuan pasar Australia untuk meningkatkan akselerasi produksi.
Sementara itu, ekspor batu bara dari tiga eksporter utama ke Asia cenderung tetap pada periode Januari–Juni 2018. Selama semester pertama 2018, ekspor batu bara RI merosot 16,3 persen (YoY). Yakni, dari 108,107 juta ton menjadi 90,484 juta ton. Merosotnya ekspor batu bara Indonesia disebabkan penurunan produksi lantaran pengaruh cuaca buruk selama semester pertama.