Dirikan Rumah Singgah, Jemput Ibu Hamil dari Hutan
Brigadir Ocky Heru Prasetyo, Polisi yang Peduli Keselamatan Ibu Hamil Seorang bidan membantu ibu hamil agar sehat dan selamat saat melahirkan mungkin hal yang biasa. Namun, bagaimana jika yang membantu ibu hamil melahirkan bayinya itu seorang polisi?
POLISI tersebut adalah Brigadir Ocky Heru Prasetyo. Pria kelahiran Banyuwangi pada 24 Agustus 1988 itu sehari-hari menjadi penyidik Unit Reserse Kriminal Polsek Sempu.
Selain menjadi penyidik, Ocky mendapat tugas tambahan sebagai babinkamtibmas di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu. Sebuah desa yang sebagian warganya tinggal di tepi dan di dalam hutan, masuk kawasan Perhutani Banyuwangi Barat.
Rupanya, keberadaan masyara- ABDUL AZIZ, Banyuwangi
kat di dalam hutan itu mencuri perhatian polisi berusia 30 tahun tersebut. Betapa tidak, medannya jauh dari berbagai pusat pelayanan pemerintah, termasuk di bidang kesehatan. Khususnya layanan kesehatan bagi ibu hamil.
Selain persoalan medan yang jauh dari pelayanan kesehatan, kesadaran para ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya secara rutin sangat minim. Meski kandungannya termasuk kategori risiko tinggi (risti). Kondisi seperti itu kemudian menggugah hati Ocky untuk ikut berbuat sesuatu membantu para ibu hamil tersebut.
Ocky tidak segan mencari ibu hamil, khususnya yang ada di dalam hutan. Terlebih yang masuk kategori risti. Bahkan, Ocky kemudian bergabung ke dalam WhatsApp Group (WAG) bidan pemburu ibu hamil yang berada di bawah binaan Puskesmas Sempu. Dia pun mendapatkan banyak informasi. Termasuk persoalan yang dihadapi para bidan dalam menyadarkan para ibu hamil yang enggan memeriksakan kesehatannya.
Ocky pun mulai menemui satu per satu ibu hamil itu. Ternyata, setelah beberapa bulan intens turun ke lapangan, dia menemukan fakta. Bukan hanya persoalan medan yang membuat warga di dalam hutan enggan memeriksakan kehamilan. Kebanyakan warga di dalam hutan tersebut juga mengaku tidak punya biaya untuk memeriksakan kandungannya kepada bidan. Mereka juga khawatir melahirkan di puskesmas maupun di rumah sakit akan menelan biaya mahal.
Menghadapi hal semacam itu, Ocky berusaha meyakinkan bahwa layanan kesehatan di puskesmas gratis. ”Mereka kadang nggak tahu pemerintah menyediakan layanan jampersal (jaminan persalinan, Red). Mereka juga minim informasi tentang BPJS. Mungkin karena hidupnya di hutan,” katanya.
Meski sudah berusaha meyakinkan warga bahwa layanan kesehatan di puskesmas gratis, sarjana psikologi itu tetap saja menemukan kendala. Warga seakan tak percaya bila tanpa bukti. Karena itu, Ocky kemudian harus meyakinkan lagi dengan berbagai cara. Salah satunya membawa mereka langsung ke bidan atau Puskesmas Sempu. ”Mereka saya jemput pakai mobil saya sendiri dari hutan untuk periksa kesehatannya. Pulangnya diantar ambulans. Sekalian saya bantu mereka menguruskan kartu jampersalnya,” papar dia.
Kegigihan Ocky dalam membantu tugas para bidan tidak berhenti sampai di situ. Untuk memudahkan ibu hamil di tengah hutan mendapatkan layanan kesehatan, pada 27 Juli lalu dia menggagas berdirinya rumah singgah.
Rumah singgah di tepi hutan tersebut berfungsi menampung ibu hamil yang hendak melahirkan. Misalnya, ada seorang ibu yang tinggal di tengah hutan dan diperkirakan melahirkan beberapa hari lagi. Maka, dia dijemput terlebih dahulu dan ditempatkan di rumah singgah itu.