Jawa Pos

Seluruh Awak Kapal Selamat

Sempat Hilang setelah Kapal Diterjang Gelombang Tinggi

-

JAKARTA – Badan Meteorolog­i, Klimatolog­i, dan Geofisika (BM KG) memprediks­i gelombang tinggi masih akan terjadi hingga Oktober nanti. Kecelakaan kapal masih menghantui. Untuk itu, Ditjen Perhubunga­n Laut Kementeria­n Perhubunga­n meminta seluruh pelaku pelayaran waspada.

Jumat lalu (3/8) terjadi kecelakaan laut yang diduga akibat cuaca ekstrem dan gelombang tinggi. KM Bunga Hati 2 dengan bobot 27 gross tonnage (GT) tenggelam di sekitar Perairan Pulau Cendikia, Indramayu, Jawa Barat. Kapal kayu itu membawa 13 awak kapal, termasuk nakhoda. Kapal berangkat dari Pelabuhan Perikanan Karangsong Indramayu menuju Kalimantan melalui Laut Jawa.

Seluruh awak kapal dinyatakan hilang. Namun, kemarin (5/8) seluruh awak kapal ditemukan. Kondisi mereka selamat. ”Tim SAR dikerahkan, termasuk kapal patroli KNP Alugara P-114 dan KN Clurit P-203 dari PLP Tanjung Priok, untuk mencari seluruh awak. Tiga awak kapal yang berhasil dievakuasi kapal MT Bahari Maju 2 langsung dibawa ke Sampit untuk penanganan lebih lanjut,” jelas Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KP LP) Junaidi kemarin.

Pada hari yang sama dengan tragedi KM Bunga Hati 2, KM Alyssa tenggelam di Perairan Mentawai, Sumatera Barat. KM Alyssa dengan bobot 99 GT

Saya minta syahbandar tidak menerbitka­n SPB saat gelombang tinggi.”

R AGUS H. PURNOMO Dirjen Perhubunga­n Laut Kementeria­n Perhubunga­n

yang dinakhodai Irwanto Leo membawa 6 ABK dan 17 penumpang. ”Seluruhnya berhasil dievakuasi dengan selamat. Penyebab kecelakaan diduga gelombang tinggi,” ucap Junaidi.

Pada saat kejadian, kecepatan angin mencapai 25 knot dari tenggara dan ketinggian gelombang 2–4 meter. Kapal yang berangkat dari Pelabuhan Muara Padang tujuan Pelabuhan Tua Pejat itu mengubah tujuan ke Katiet di tengah pelayaran.

Junaidi meminta pemilik kapal dan nakhoda memastikan ketersedia­an alat keselamata­n. Sebab, gelombang tinggi masih mengancam. Berdasar rilis BMKG, terdapat pola tekanan tinggi di wilayah Perairan Barat Australia. Hal itu bisa memicu peningkata­n kecepatan angin timuran hingga 55 km/jam melewati Samudra Hindia, barat Lampung sampai selatan Jawa, dan perairan selatan Banten hingga Jawa Barat.

Dirjen Perhubunga­n Laut R Agus H. Purnomo mengingatk­an nakhoda dan pihak-pihak terkait lain untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi. ”Saya minta syahbandar tidak menerbitka­n surat persetujua­n berlayar (SPB) saat gelombang tinggi,” tegasnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia