Dinkes Prihatin Muncul Ibu Hamil Idap HIV/AIDS
Jumlah ODHA di Kota Santri Terus Bertambah
GRESIK – Dokter Muhibatul Husna mengelus dada. Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik itu prihatin dengan fenomena bermunculannya orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Santri. HIV/AIDS sudah menyebar ke mana-mana.
’’Pada 2013, persebarannya masih di perkotaan. Tiga tahun kemudian hampir di seluruh kecamatan,’’ katanya kemarin (5/8). Padahal, di Kota Pundak ini, tidak ada tempat prostitusi. Tempat yang dituding sebagai sarang penularan virus mematikan tersebut.
Berdasar data Dinkes Gresik, tahun lalu jumlah ODHA mencapai 126 orang. Sebanyak 13 orang di antaranya adalah ibu hamil (bumil). Pada Juli 2018 ini, ditemukan 26 ODHA baru. ’’Bumil-bumil itu berasal dari keluarga baik-baik,’’ terang Husna yang juga istri Kepala Dinas Pol PP Gresik Abu Hasan.
Menurut dia, penularan HIV/ AIDS kepada ibu hamil makin menuntut perhatian. Persebaran meluas. Jumlah bumil ODHA itu diketahui berdasar pemeriksaan di setiap puskesmas. Awalnya, pada 2015, petugas menawarkan pemeriksaan HIV/AIDS kepada bumil. ’’Saat itu 50 persen bumil ditawari pemeriksaan HIV/AIDS saat melakukan pemeriksaan kehamilan,’’ ujarnya.
Tahun berikutnya, persentase sasaran pemeriksaan ditingkatkan menjadi 80 persen bumil. ’’Mulai 2017, seluruh bumil harus menjalani pemeriksaan HIV/ AIDS,’’ tegasnya. Apa hasilnya? ’’Muncul bumil-bumil positif HIV/AIDS,’’ ujarnya lirih.
Menurut Husna, sumber penularan HIV/AIDS tidak bisa diberantas sendiri. Diperlukan upaya terpadu. Misalnya, di Kota Giri tidak ada kawasan prostitusi legal. Praktik esekesek dilakukan terselubung. Ada warung kopi yang memberikan layanan plus-plus. Samaleak, misalnya. Di sana prostitusi biasanya dilakukan siang hingga menjelang matahari terbenam.