Tanggap Sosial dengan Dolanan
SURABAYA – Kemeriahan peringatan hari kemerdekaan Indonesia sangat terasa di RT 16 Ngagel Mulyo kemarin (5/8). Anak-anak hingga orang dewasa bergembira bersama dalam berbagai acara. Warga mengajak anak-anak untuk dolanan tradisional bareng.
Permainan yang dipilih sudah jarang dimainkan anak-anak. Misalnya, giring ban, balap karung, boi-boian, egrang bambu, lari balok, telepon kaleng, egrang kaleng, ular tangga raksasa, lompat tali, jaga daratan, dakon, bekel hingga piramida gelas. Dalam rangka memperingati HUT Ke-73 Kemerdekaan RI, warga ingin mengobarkan kembali semangat anakanak dengan bermain. Mereka dibantu komunitas Kampung Dolanan Surabaya.
Anak-anak diajak untuk berhenti bermain gawai sejenak dan keluar rumah. Mereka harus bersosialisasi. Saling mengenal. Keceriaan tak henti-hentinya menghiasi wajah 80 anak yang datang kemarin. ”Mereka bukan hanya dari RT16, tapi RT sebelah juga, dari 15, 16, 18, 19, dan 9,” ujar Sri Yuli Asturi, ketua panitia.
Ide acara berawal dari keprihatinan melihat anak-anak zaman sekarang. Mereka jarang sekali keluar rumah dan bergerak. Sehari-hari mereka lebih banyak menghabiskan waktu dengan gawai. Tanpa ada sosialisasi yang dilakukan di dunia nyata. ”Saya ingin anak-anak meninggalkan gadgetnya selama beberapa jam saja dan bermain di luar,” ungkap perempuan yangakrabdisapaBuTututitu.
Dolanan tradisional memberikan efek positif kepada anak-anak. Mereka menjadi lebih berani menghadapi dunia luar dan memiliki banyak teman. Berbeda halnya dengan anak yang lebih sering terpapar gawai.