Obati Kerinduan pada Palembang
SURABAYA – Lagu Ya Saman terdengar di halaman belakang rumah Ibnu Chouldum di Jalan Untung Suropati. Lagu asli Palembang itu mengiringi tiga penari yang membawakan tarian Ya Saman. Tarian yang dikenal sebagai tarian selamat datang itu membuka acara Silaturahmi Keluargo Besak Wong Kito Galo Sabtu malam (4/8).
Sebanyak 400 orang keturunan Palembang yang kini berdomisili di Surabaya hadir malam itu. Kegiatan silaturahmi tersebut menjadi sarana untuk bertemu dan melepas rindu pada kampung halaman. Setiap tiga bulan sekali ada gathering di lokasi yang berbedabeda. ”Kita juga ada halalbihalal biasanya,” ungkap Ibnu.
Tak puas dengan menonton tarian Ya Saman, beberapa anggota komunitas naik ke panggung dan meminta lagu Ya Saman diputar lagi. Sebagian antusias menarikan Ya Saman. Lenggak-lenggok mereka mengikuti cepatnya tempo lagu. ”Biasanya juga nyanyi-nyanyi begini,” imbuh pria yang kini menjabat general manager Pertamina MOR V itu. Lagu-lagu berbahasa Palembang ikut dinyanyikan. Lagu Cuk Mak Ilang misalnya.
Kini mereka juga melakukan penggalangan dana setiap gathering. ”Kami inginlah memberikan sesuatu, bukan hanya kumpulkumpul,” jelasnya. Ardo Sahak, ketua Paguyuban Wong Kito Galo Jawa Timur, menyatakan sedang merancang beragam program. ”Karena baru dibuat pengurus. Nanti ada bidang sosial, keagamaan, hingga olahraga,” ucap Ardo. Penggalangan dana yang terkumpul Sabtu malam direncanakan untuk kebakaran di Palembang atau gempa di Lombok.
Acara silaturahmi itu juga digunakan untuk merayakan ulang tahun anggota. Ardo menjadi salah satu anggota yang mendapat kejutan kue ulang tahun. Lagu Selamat Ulang Tahun yang dipopulerkan band Jamrud tiba-tiba diputar. Wajah semringah Ardo tak dapat ditutupi. Seluruh kerabatnya turut naik ke panggung untuk memberikan ucapan selamat.