Mahasiswa Harus Berani Berargumentasi
Inovasi tidak hanya dihasilkan peneliti senior. Sejumlah mahasiswa juga telah membuat karya inovasi. Salah satunya, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) Rivaldo Gurky dengan panel surya SMART yang bisa bergerak sendiri mengikuti posisi matahari. Berikut perbincangan Rivaldo bersama M. Hilmi Setiawan. Bersama Clarissa Merry, Anda baru saja menjuarai kompetisi inovasi energi terbarukan tingkat nasional. Lalu, Anda akan mewakili Indonesia di tingkat Asia-Pasifik. Apa keunggulan panel surya Anda?
Panel surya kami bernama SMART. Singkatan dari shape memory alloy for reliable trackers. Jika diterapkan menjadi power plant, panel surya kami bisa menghasilkan 31,6 mwh. Mampu menghidupkan listrik 2.300 rumah dan menghemat pengeluaran listrik hingga Rp 17 juta/hari.
Sudah banyak teknologi panel surya bergerak. Apa keunikan milik Anda?
Selama ini teknologi panel surya yang bergerak berbasis listrik. Jadi, penggeraknya listrik. Ia memakan listrik yang dihasilkan panel tersebut. Sementara itu, panel kami ini bergerak bukan dengan listrik. Melainkan dengan panas matahari. Kawat pegasnya akan memendek jika kena panas matahari. Dengan begitu, panel kami bisa bergerak sendiri. Jadi, lebih hemat konsumsi listrik.
Bagaimana peran kampus soal inovasi mahasiswa?
Mahasiswa lebih senang menggarap proyek bersama dosen. Sebab, cukup banyak ide dosen. Adakalanya ide mahasiswa juga bisa diakomodasi dosen sampai menjadi proyek inovasi. Namun, mahasiswa harus bisa menyampaikan argumentasi yang kuat.
Pemerintah sering menyiapkan dana penelitian bagi mahasiswa. Pendapat Anda?
Pemerintah memang memiliki banyak program pendanaan. Di antaranya, program yang dikelola Kemenristekdikti maupun di kampus masing-masing. Namun, alangkah baiknya inovasi atau penelitian mahasiswa tidak berhenti pada paten atau publikasi. Tetapi benarbenar bisa diterapkan di masyarakat. Kemudian, untuk industri swasta, saya berharap bisa memberikan kesempatan untuk inovasi-inovasi mahasiswa.
Punya teknokrat atau ilmuwan idola?
Pak B.J. Habibie. Sebenarnya sangat banyak alasan bagi Pak Habibie untuk berhenti berinovasi. Namun, sebaliknya Pak Habibie justru merasa terlalu banyak alasan buatnya untuk terus berinovasi dan memperjuangkan inovasinya.