Jaga Investasi dan Konsumsi
JAKARTA – Pemerintah berupaya menjaga pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV tahun ini tetap tinggi. Sebelumnya, optimisme pelaku usaha dan konsumen pada kuartal III diprediksi rendah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pengusaha masih mempelajari keadaan ekonomi semester II. Sebab, pada semester I banyak sentimen yang memengaruhi jalannya bisnis. ”Perubahan sangat cepat dari sisi interest rate (suku bunga, Red), capital flow (aliran modal, Red), dan ke depan juga masih ada faktor dari trade war (perang dagang, Red),” ujarnya di kantor Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) kemarin (7/8).
Beberapa sentimen tersebut memengaruhi bunga kredit, kurs rupiah, dan permintaan barang. Akibatnya, pengusaha perlu memikirkan risiko bisnis ke depan dengan lebih matang. Itu membuat optimisme pebisnis tak setinggi pada kuartal II.
Namun, pemerintah akan menjaga investasi pada kuartal III dan IV dapat tumbuh minimal 7 persen. Sebab, pada kuartal II pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh melambat, yakni 5,87 persen. Selain itu, pemerintah akan menjaga inflasi tetap rendah. Pada kuartal II lalu konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi sebesar 5,14 persen. ”Tantangan kita dari nilai tukar. Itu akan memengaruhi harga barang impor, baik barang modal maupun bahan baku, yang akan memengaruhi harga di dalam negeri,” katanya.
Pemerintah akan mengandalkan konsumsi dalam perhelatan Asian Games pada kuartal III dan pertemuan tahunan IMF-World Bank pada kuartal IV. Permintaan konsumen pada tahun pelajaran baru pada kuartal III dan perayaan Natal dan tahun baru pada kuartal IV diyakini mendorong konsumsi tetap di atas 5 persen hingga akhir tahun.