Asosiasi E-Commerce Ingin Perluas Ekosistem
JAKARTA – Industri e-commerce
saat ini dipandang seksi oleh banyak pihak. Namun, Asosiasi E-Commerce Indonesia (iDEA) menilai ekosistem untuk bisnis digital perlu diperluas. Bentuknya adalah mengajak pelaku usaha kecil untuk bertransformasi ke digital serta melindungi sektorsektor baru supaya tak berguguran. Misalnya, game developer
dan inovator internet of things.
Ketua Umum iDEA Ignasius Untung menyatakan, hal tersebut menjadi fokus asosiasi ke depan. Dia menyebutkan bahwa secara teknologi sebenarnya mudah mengeskalasi pemain usaha mikro untuk masuk ke digital. Namun, tantangannya adalah mengawal sumber daya manusianya untuk siap mengikuti teknologi. ’’Saat ini iDEA membentuk tim khusus yang akan membantu pengusaha kecil go digital. Tapi, fokusnya bagaimana pelakunya nanti bisa operate teknologinya,’’ ujar Untung saat ditemui di kantornya kemarin (7/8).
Di samping pelaku usaha kecil, beberapa start-up yang bergerak di ranah digital perlu ditarik masuk ke ekosistem. Menurut Untung, cukup disayangkan jika pelaku start-up membangun bisnis yang sebenarnya potensial, namun harus berguguran karena tak ada lingkungan atau wadah yang mendukung. ’’Misalnya, game developer. Daripada mereka tidak punya rumah (wadah atau asosiasi), ke depan ingin kita tarik menjadi satu ekosistem,’’ tambah Untung.
Bukan hanya game developer, pebisnis start-up yang bergerak di sektor internet of things, aplikasi seperti agri dan health, sampai media sosial juga diharapkan bisa terwadahi menjadi satu. ’’Jadi, nanti ada subsektor, yaitu e-commerce dan supporting e-commerce. Untuk yang supporting ini juga bisa diisi internet provider, perbankan, atau fintech sebagai payment,’’ urainya.
Selain itu, perusahaan media sosial Facebook sedang berproses untuk bergabung dengan iDEA menyusul Google yang join sebelumnya. ’’Ekosistem yang kuat diperlukan supaya industri digital di Indonesia bisa berkembang secara sustainable,’’ bebernya.
Pertumbuhan sektor e-commerce yang cukup baik pada 2017 menjadikan sektor itu masih sebagai primadona investor pada 2018. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan, nilai investasi di sektor e-commerce pada 2017 lebih dari USD 5 miliar. Hal itu menjadikan e-commerce sebagai sektor ekonomi yang paling strategis saat ini.
Melihat pertumbuhan yang positif itu, pada kesempatan sebelumnya, Country General Manager Shopback Indonesia Indra Yonathan memprediksi pada tahun-tahun berikutnya infrastruktur yang mendukung gerakan e-commerce pun semakin stabil dan memudahkan masyarakat.