’’Surga’’ di Salford Bikin Tak Kangen Rumah
Premier League yang Kian Ramah buat Brasileiro
Premier League 2018– 2019 kedatangan lima Brasileiro musim ini. Tambahan lima pemain tersebut membuat Brasil menjadi komunitas Amerika Latin terbesar di Premier League.
ROBINHO, penyerang Manchester City pada 2008–2010, pernah mengatakan bahwa Premier League yang notabene liga paling glamor bukanlah ’’rumah’’ yang nyaman buatnya. Robinho justru merasa lebih nyaman bermain di Spanyol atau Italia di mana banyak pemain Brasil di sana.
’’(Kota) Manchester memang tempat yang sensasional untuk sepak bola. Namun, bukan tempat yang nyaman untuk hidup. Musim dingin, malam-malam yang dingin dan gelap, sungguh kondisi yang sulit buat pemain muda Brasil seperti saya,” kata Robinho kepada The Telegraph pada 2009.
Frustrasi tak mendapat teman senegara memicu banyak efek buruk. Robinho melakukan resistansi akan kehidupan di Inggris dengan tidak disiplin latihan, pesta, dan beberapa ulah kontroversial lainnya. Produksi gol Robinho pun rendah. Jika musim 2008–2009 Robinho bisa mencetak 15 gol dalam 41 laga, semusim kemudian dia hanya mencetak satu gol dalam 12 pertandingan.
Sewindu setelah kisah Robinho tersebut, kondisinya kini berbalik 180 derajat. Musim ini Brasil menginvasi Premier League. Sebanyak 18 Brasileiro berada di level tertinggi sepak bola Inggris. Jumlah itu terbanyak dibandingkan negara-negara Amerika Latin lainnya.
Argentina punya 14 pemain. Kolombia menyumbang tiga pemain. Cile, Venezuela, dan Uruguay dua pemain. Ekuador dan Paraguay masing-masing satu pemain. Sedangkan Bolivia dan Peru nol pemain.
Kemarin (7/8) Bleacher Reports menuliskan adanya ’’surga’’ berupa toko penjual bahan makanan khas Brasil di Salford, Manchester Raya. Toko itulah yang membuat pemain Brasileiro betah. Toko bernama Mais Brasil Market itu milik penjual asal Brasil Borman Litig.
Penyerang Liverpool Roberto Firmino merupakan salah satu konsumen setia Litig. Meski harus bepergian dengan mobil selama 40 menit dari Liverpool ke Salford, Firmino hampir sepekan sekali berkunjung ke toko tersebut. Kepada Bleacher Reports, Litig memberikan daftar belanjaan yang sering dibeli Firmino.
’’Dia membeli acai (buah dari tanaman khas Brasil dan Amerika Latin yang bentuknya mirip kolang-kaling kemudian dikonsumsi memakai es krim, Red), juga sirup guarana (tanaman khas Amerika Latin yang punya kadar kafein dua kali lebih kuat dibandingkan kopi, Red),” kata Litig.
Nah, relasi Litig dan Firmino ini bukan sekadar pembeli dan penjual, melainkan sudah mirip keluarga. Tahun lalu, Litig menerima undangan pesta ulang tahun anak Firmino di kediamannya.
Bergabungnya Alisson Becker dan Fabinho ke Liverpool, kemudian Richarlison ke Everton, membuat para Brasileiro akan lebih sering melakukan pesta kebun kecil-kecilan. Apalagi, Alisson dikenal di kalangan para pemain Brasil merupakan koki andal dengan menu spesial olahan daging.
Info soal keberadaan toko milik Litig ini kali pertama disampaikan gelandang Manchester City Fernandinho. Eks pemain Shakhtar Donetsk itu kemudian memotret kartu nama Litig dan membaginya di grup WhatsApp para pemain Brasil di Premier League.
Selain masalah lidah yang kian nyaman di Inggris, peran agen cukup besar untuk membuat pemain Brasil nyaman. Misalnya yang dilakukan salah satu agen pemain Brasil Carlos Eduardo Santoro.
Ketika membawa Gabriel Jesus ke Manchester City, Santoro membuat persetujuan dengan City. Yakni, selain Jesus yang datang, dia diizinkan membawa rekan untuk tinggal bersama. (dra/c17/bas)