Kali Ini Harus Bisa Emas!
Meski bukan jenis olahraga populer, dayung justru berpotensi menyumbang medali di Asian Games 2018 nanti. PB PODSI menarget setidaknya dua emas. Dua nomor beregu putra menjadi andalan. Yakni, lightweight men 8 (LM8+) dan lightweight men 4 (LM4-).
BELUM pernah emas, memang. Namun, sejak berpartisipasi di cabor dayung pada 1990, Indonesia hampir selalu meraih medali. Setidaknya satu perak atau satu perunggu di tiap event (selengkapnya lihat grafis). Nah, tahun ini, mumpung jadi tuan rumah, timnas dayung diharapkan mampu pecah telur merebut emas.
Untuk mewujudkan ambisi itu, pelatnas sudah digeber secara kontinu setelah SEA Games 2015 di Singapura. Latihan makin intensif jelang pesta olahraga Asia yang dibuka 10 hari lagi. Khusus untuk Asian Games, pelatnas dilakukan di dua tempat berbeda. Yakni, di Belanda dan Pengalengan, Kabupaten Bandung.
Sabtu lalu (4/8), Jawa Pos mengunjungi latihan skuad dayung di Situ Cileunca. Cuaca dingin, pemandangan indah. Dataran tinggi itu diapit tiga gunung sekaligus. Yakni, Papandayan, Malabar, dan Sepuh.
’’Berlatih dalam cuaca dingin dengan kadar oksigen tipis akan meningkatkan VO2 max anak-anak,’’ terang Jamaluddin, pelatih skuad dayung yang berlatih di Bandung. ’’Dengan begitu, saat bermain di venue di dataran lebih rendah, stamina dan power mereka lebih kuat,’’ tambahnya.
Ada sembilan atlet dari empat nomor yang berlatih di sana. Yakni, lightweight women quadruple sculls (LW4x), lightweight women single sculls (LW1x), lightweight men sculls (LM2x), dan pasangan putra (M2-). Latihan dimulai pukul 09.00 dengan menu simulasi pertandingan. Dari empat nomor tersebut, LW4x berpotensi meraih medali. Skuad tersebut digawangi Wahyuni, Syiva Lisdiana, Melani Putri, dan Yuniarty. Meski baru dipersatukan akhir tahun lalu, mereka cukup moncer. Pada Asian Rowing Cup II di Chungju, Korea Selatan, Juni lalu, mereka meraih medali perak. Indonesia kalah oleh Vietnam dengan selisih 0,11 detik.
’’Tapi, catatan waktu tidak bisa menjadi patokan. Sebab, banyak faktor alam yang memengaruhi kecepatan. Terutama soal angin,” ucap Yuniarty setelah latihan.
Sementara itu, tim prioritas emas LM8+ diisi Tanzil Hadid, Muhad Yakin, Denri Maulidzar, Jefri Ardianto, Ali Buton, Ferdiansyah, Ihram, dan Ardi Isadi. Lalu, skuad LM4- juga diisi empat orang dari tim LM8+, yakni, Ali Buton, Ferdiansyah, Ihram, dan Ardi Isadi. Dua nomor andalan tersebut juga menunjukkan prestasi menjanjikan.
Mereka sukses menjadi jawara saat berkompetisi di Sydney International Rowing Regatta, Australia. Lalu, pada 20 Mei, mereka berangkat menjalani training camp di Belanda. ’’Kami juga mengikuti satu turnamen rowing internasional di sini,’’ ungkap Muhammad Hadris, head coach pelatnas rowing yang mendampingi di Belanda, melalui pesan singkat ke Jawa Pos.
Mereka mengikuti kejuaraan Holland Beker pada 30 Juni–1 Juli lalu. Hasilnya, Indonesia meraih podium teratas di dua nomor tersebut. Pada nomor LM8+, Tanzil Hadid dkk sukses mengungguli Trinidad & Tobago dengan catatan waktu 6 menit 14,75 detik. Sedangkan nomor LM4- menang duel atas Hongkong dengan waktu 6 menit 46,33 detik.