Jawa Pos

BPBD Belum Drop Air Bersih

-

GRESIK – Kekeringan melanda. Makin banyak pengaduan. Warga 27 desa di enam kecamatan mengeluh sulit dapat air bersih. Badan Penanggula­ngan Bencana Daerah (BPBD) Gresik belum memenuhi permintaan air. Anggaran tidak cukup.

Hingga kemarin (7/8), tercatat 64.008 jiwa terdampak kekeringan. Mereka tinggal di 27 desa dalam enam kecamatan. Yaitu, wilayah Benjeng, Cerme, Kedamean, Duduksampe­yan, Bungah, dan Sidayu. Yang terakhir terdeteksi kekurangan air bersih adalah Dusun Ujung Timur, Desa Randuboto, Kecamatan Sidayu.

Di sana ada 151 kepala keluarga (KK). Mereka sulit dapat air bersih. ’’Tapi, sampai hari ini (kemarin) belum ada bantuan air bersih,’’ ujar Kepala Desa Randuboto Andhi Sulandra pada Senin (6/8).

Kondisi Dusun Ujung Timur itu telah dialami desa-desa lain di Kota Pudak. Sejak musim kemarau, mereka menderita. Kesulitan air untuk minum, mandi, cuci, dan kakus. Benjeng paling parah.

Kepala BPBD Gresik Tarso Sagito menyatakan belum bisa mengedrop air bersih ke 27 desa tersebut. Sebab, harga air bersih dari PDAM tidak terbeli dengan anggaran BPBD. BPBD hanya punya anggaran Rp 36 ribu per tangki ukuran 5 ribu liter. Namun, harga air PDAM mencapai Rp 55 ribu per tangki.

Sudah mengajukan permintaan? Tarso menyebut sudah. PDAM pun telah menurunkan harga dari Rp 55 ribu menjadi Rp 37.500. Namun, tetap saja harga itu belum terbeli oleh anggaran BPBD. Masih ada selisih Rp 1.500. ’’Kami putuskan tidak melakukan dropping air bersih dulu,’’ ungkapnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia