Temukan Rel Retak di Kawasan Padat
Diduga karena Sering Terkena Air
SURABAYA – Petugas PT Kereta Api (Persero) menemukan rel yang retak di permukiman padat di kawasan Semampir. Retakan itu berpotensi memicu kecelakaan kereta api. Kondisi tersebut ditengarai akibat rel yang sering terkena air.
Titik retakan itu terletak sekitar 500 meter dari Jalan Karang Tembok. Berdasar pengamatan Jawa Pos, panjang retakan sekitar 12 cm. Temuan itu langsung ditindaklanjuti. Petugas melakukan perbaikan untuk mencegah rel tersebut patah. ’’Bahaya kalau tidak diperbaiki. Rel bisa patah,’’ kata petugas KAI Daop 8 Surabaya Edi Santosa.
Menurut dia, rel yang patah berdampak besar. Kereta api bisa anjlok. Karena itu, kerusakan tersebut tidak bisa dibiarkan. Terlebih, jalur kereta tersebut masih aktif. Dalam sehari ada 25 kereta yang lewat. Paling banyak kereta barang.
Edi mengatakan, ada cara khusus untuk memperbaiki rel yang retak. Petugas tidak mengganti seluruh rel, tetapi memasang pelat yang dilekatkan dengan rel di titik retakan. Panjangnya sekitar 1 meter. ’’Itu sebagai penguat. Pelat dibaut dengan rel supaya tahan goncangan,’’ kata Edi.
Menurut dia, kasus rel retak memang jarang. Dalam sebulan terakhir petugas hanya menemukan satu kasus. Selain memperbaiki, petugas menganalisis penyebab keretakan rel di Semampir. Edi mengatakan bahwa keretakan itu terjadi karena kelembapan. Jalur kereta tersebut diketahui sering terkena air. ’’Selain hujan, kayaknya sering disiram warga yang tinggal di sekitar rel,’’ tutur Edi.
Petugas sudah mengingatkan warga agar ikut menjaga rel kereta. Selain penyambungan di titik rel yang retak, petugas melakukan peninggian. Panjangnya sekitar 700 meter. Sebab, rel yang anjlok perlu peninggian. ’’Itu (anjlok, Red) disebabkan beban muatan kereta,’’ ungkap Edi. Peninggian itu dilakukan agar rel tidak terkena banjir.
Manajer Humas KAI Daop 8 Surabaya Gatut Sutiyatmoko menjelaskan, pengawasan terhadap rel rutin dilaksanakan. Ada tim yang diterjunkan ke lapangan. Mereka diminta cepat-cepat melapor jika ada kerusakan. ’’Untuk retakan, penyebabnya banyak,’’ ungkap Gatut. Dia menjelaskan, keretakan rel juga bisa disebabkan usia.
Terkait dengan peninggian rel, dia menjelaskan bahwa langkah tersebut biasanya didahului survei petugas. Peninggian sering dilakukan di rel-rel rawan banjir. ’’Biasanya menambah bebatuan di bawah rel untuk peninggian,’’ kata Gatut.