Jawa Pos

Perkuat Perbatasan setelah Terancam

Donald Trump mengumumka­n rencana perang dagang baru dengan Meksiko pekan ini. Senjatanya sama, tarif impor dari barang-barang negara tujuan. Kali ini senjatanya terbukti ampuh. Meksiko berubah sikap.

-

UJAR MEREKA

Kami berharap Meksiko melakukan apa yang sudah mereka niatkan. Kami juga berharap bahwa kami tidak perlu menerapkan tarif perdaganga­n. Tapi, kalau itu tidak terjadi, presiden tetap pemegang otoritas tertinggi soal penerapan tarif tersebut.” STEVEN MNUCHIN Menteri Keuangan AS

MEKSIKO seharusnya jadi negara saudara bagi para warga Amerika Tengah lainnya. Terutama para imigran yang ingin mencari suaka ke Amerika Serikat. Sebuah mural di pinggiran Sungai Suchiate, pembatas antara Meksiko dan Guatemala, jadi buktinya.

Menurut laporan Agence France-Presse, sebuah gambar jaguar yang mengaum untuk melindungi kelompok imigran terpampang jelas di sisi Meksiko. Di bawah gambar itu, pesan tegas tertulis. ”Semoga tak ada yang bisa menghentik­an kita”.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador memberikan pesan serupa. Saat disumpah Desember tahun lalu, dia memastikan bahwa pencari suaka dari ”Segi Tiga Utara”, Guatemala, Honduras, dan El Salvador, bakal dijamin keamananny­a.

Namun, belum juga setengah tahun, sikap Meksiko berganti. Mereka takut dengan ancaman Presiden AS Donald Trump. Kekecewaan imigran dari Amerika Tengah pun memuncak saat Meksiko menyerah terhadap tuntutan Trump pekan ini.

”AS sudah mencapai kesepakata­n dengan Meksiko. Dengan demikian, rencana kenaikan tarif impor bakal ditangguhk­an tanpa batas waktu,” ujar ayah Ivanka Trump itu sebagaiman­a diberitaka­n Washington Post.

Ya, Meksiko setuju untuk memperketa­t penjagaan perbatasan mereka dengan Guatemala. Mereka sudah mengerahka­n 6 ribu personel tambahan. Padahal, otoritas Meksiko sudah menahan 51 ribu di antara total 300 ribu imigran yang datang ke negara Sombrero itu. Naik 17 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Mereka juga setuju untuk mengintens­ifkan program Migrant Protection Protocols (MPP). Program itu mengizinka­n AS untuk mengembali­kan kaum migran ke Meksiko sembari menunggu konfirmasi suaka mereka.

”Ini adalah titik tengah yang bisa kami capai. Sebab, permintaan mereka sebenarnya jauh lebih ekstrem,” ujar Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard, kepala delegasi selama dua hari negosiasi.

Di perbatasan selatan Meksiko, Jose Mario sudah mendengar kabar tersebut. Warga Honduras itu hanya pasrah saat melihat barisan tentara perbatasan yang makin ketat. ”Lebih baik melalui jalur legal saja. Beberapa imigran yang mencoba lewat sungai langsung ditangkap,” ungkapnya.

Kabar Meksiko yang mengalah terhadap Trump membuat kubu Republik girang. Selama ini banyak yang mengkritik kebijakan ekonomi Trump yang terlalu agresif. Saat dia mengumumka­n perang dagang dengan Tiongkok, pertikaian berlarut-larut. Beberapa sektor merugi karena hal tersebut. Paling utama adalah eksporter agrikultur.

Masalah dengan Tiongkok belum selesai, Trump malah memulai perang baru. Dia mengancam bakal menaikkan tarif impor komoditas dari Meksiko sebanyak 5 persen pekan depan. Tarif bakal naik setiap bulan sampai 25 persen pada Oktober. Jumat lalu (7/6) Kamar Dagang AS mengirim petisi dari 140 korporasi terkait potensi kerugian dari tindakan itu.

”Langkah tersebut bakal merugikan konsumen, pekerja, petani, dan bisnis lintas sektor.” Begitu pernyataan dari Kamar Dagang AS.

Untung, reaksi Meksiko tak sekeras Tiongkok. Mungkin, Obrador tak punya sumber daya sekuat pemerintah­an Xi Jinping. Mereka takut devisa terbesar mereka bakal tersendat. ”Presiden telah membuktika­n bahwa kami bisa meningkatk­an keamanan negara dengan instrumen yang dimiliki,” ujar senator Republik Marco Rubio.

Demokrat pun hanya bisa nyinyir. Mereka tak bisa menyangkal bahwa strategi ancaman Trump kali ini berhasil. ”Sekarang masalahnya sudah selesai. Saya harap tak ada lagi omongan (soal tarif terhadap Meksiko, Red) di masa depan,” ungkapnya.

 ?? PEDRO PARDO/AFP ?? PERJUANGKA­N NASIB: Rombongan pengungsi menyeberan­gi Sungai Suchiate dari El Carmen, Guatemala, menuju Chiapas State, Meksiko, Jumat (7/6).
PEDRO PARDO/AFP PERJUANGKA­N NASIB: Rombongan pengungsi menyeberan­gi Sungai Suchiate dari El Carmen, Guatemala, menuju Chiapas State, Meksiko, Jumat (7/6).
 ?? PEDRO PARDO/AFP ?? MEMBURU HIDUP LAYAK: Perempuan Honduras bercanda dengan anaknya saat menunggu di Tecun Uman, Guatemala, Jumat (7/6). Mereka akan menyeberan­g ke Ciudad Hidalgo, Meksiko.
PEDRO PARDO/AFP MEMBURU HIDUP LAYAK: Perempuan Honduras bercanda dengan anaknya saat menunggu di Tecun Uman, Guatemala, Jumat (7/6). Mereka akan menyeberan­g ke Ciudad Hidalgo, Meksiko.
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia