Jawa Pos

Menanti Aksi Dua ”Guardiola”

Tak banyak pemain yang langsung banting setir dari pesepak bola ke pelatih. Apalagi, langsung menangani klub di level pertama. Nah, tantangan itulah yang mulai musim depan bakal dijalani Vincent Kompany dan Xavi.

-

pelatih dengan gelar terbanyak musim ini? Ya, Pep Guardiola-lah orangnya. Total, dia mempersemb­ahkan empat trofi untuk klubnya, Manchester City. Terlepas dari suksesnya itu, Pep juga sudah membagikan kegeniusan­nya sebagai juru taktik kepada mantan-mantan pemainnya. Kebetulan, musim depan ada dua ”murid” Pep yang langsung terjun melatih. Yaitu, Vincent Kompany dan Xavi. Kompany merupakan ”tangan kanan” Pep di lapangan selama tiga musim terakhir saat membesut The Citizens, julukan City. Sementara itu, dia mengenal Xavi sebagai rekan satu tim dan sekaligus anak buah di Barcelona. Nah, dengan pengalaman­nya mendamping­i Sang Filsuf –julukan Pep– Kompany dan Xavi bisa mengaplika­sikan pengalaman dan pengetahua­n taktikalny­a. Terutama yang didapat di saat jadi anak buah Pep. ”Apakah dia akan membawa taktik Pep atau membawa metode sendiri di sini? Saya benar-benar ingin tahu,”’ kata bek RSC Anderlecht James Lawrence seperti yang dikutip The Sun. Kompany akan jadi pemain-pelatih di Anderlecht, klub masa kecilnya. Untuk Lawrence, situasi itu sangat menguntung­kan. Sebagai sesama bek, dia bisa menimba ilmu tentang pertahanan kepada Vinnie, sapaan akrab Kompany. Dalam taktikal, itu bisa terkait dengan gaya main yang membangun serangan dari garis pertahanan ala Pep.

”Saya tak sabar bekerja dengannya. Terutama dengan sarannya ketika menghadapi situasi one-on-one,” harap bek berkebangs­aan Wales itu. Bahkan, status Kompany sebagai pemain yang pernah mengenyam pelatihan dengan Pep sudah menarik minat pemain lainnya bergabung ke Paars-wit, julukan Anderlecht.

Kiper kedua Liverpool Simon Mignolet salah satunya. Kepada surat kabar Belgia Derniere Heure, Mignolet ingin merasakan sentuhan Kompany. ”Saya belum berpikir itu terjadi saat ini. Tapi, suatu saat saya juga mengingink­annya. Vincent adalah karakter ideal yang mampu mengombina­sikan dua fungsi,” tutur Mignolet terkait sosok Kompany.

Selain memahami soal taktikal, Kompany bisa menjadi ”pendingin” ruang ganti. Jadi, di saat jadi pelatih pun, dia bisa dekat dengan anak asuhnya. Mignolet dan Kompany pernah setim. Itu terjadi ketika keduanya sama-sama membela timnas Belgia.

Pengetahua­n taktikal Kompany tentang gaya main Pep tak setebal Xavi. Maklum, Xavi juga berasal dari akar yang sama dengan Pep. Sama-sama jebolan La Masia. Dengan begitu, secara filosofi, dia lebih hafal. Dikutip di AS, Xavi secara terbuka sudah menyatakan akan mengusung filosofi yang sama dengan Pep di klubnya, Al Sadd. ”Filosofi saya sebagai pelatih mencermink­an gaya yang kami kembangkan bertahunta­hun saat di bawah pengaruh Johan Cruyff dan La Masia,” ungkap pria berusia 39 tahun itu.

Menanamkan idenya di Al Sadd pun diyakini tak akan sulit. Selain dia sudah empat musim berada di klub berjuluk Al Zaeem itu, filosofi main ala La Masia sudah empat tahun ditanamkan di persepakbo­laan Qatar. Dia mau Al Sadd selevel La Blaugrana, julukan Barca, di masanya. ”Saya suka melihat tim yang mengambil inisiatif di lapangan,” tutur Xavi yang ditunjuk sebagai global ambassador Piala Dunia 2022.

 ?? NICK POTTS/PA VIA AP ?? KARIR BARU: Vincent Kompany memastikan pindah ke Anderlecht (foto kiri). Sementara itu, Xavi Hernandez memutuskan menjadi pelatih klub Al-Sadd.
NICK POTTS/PA VIA AP KARIR BARU: Vincent Kompany memastikan pindah ke Anderlecht (foto kiri). Sementara itu, Xavi Hernandez memutuskan menjadi pelatih klub Al-Sadd.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia