Tidak Sia-siakan Bakat Alumni
REAL Madrid dan AC Milan adalah contoh sempurna tim yang melestarikan eks pemainnya untuk menimba ilmu kepelatihan sesaat setelah pensiun. Sebagian besar di antara mereka diberi kepercayaan meniti karir dari tim junior. Bahkan, semakin marak sejak milenial.
Di Real, kawah candradimuka ada di tim Castilla. Zinedine Zidane dan Santiago Solari adalah bukti bahwa kualitas alumnus pelatih tim cadangan Real tidak bisa dianggap remeh. Keduanya pernah dan sedang menjadi pelatih kepala Real setelah berproses di Castilla (Zidane 2014–2016 dan Solari 2016–2018). Prestasi Zidane juga dahsyat dengan meraih tiga piala Liga Champions beruntun pada 2016–2018.
Tongkat estafet keduanya kini siap diteruskan Raul Gonzalez. Eks striker Real pada 1994–2010 itu promosi ke Castilla per tahun ini setelah tahun lalu mengawali karir di Real U-15.
Sebenarnya, ada Xabi Alonso yang sempat memulai karir melatih sebagai
entrenador Real U-13 tahun lalu. Sayang, per musim ini dia hengkang ke klub asal dia tumbuh, Real Sociedad.
Hal serupa berlaku bagi Milan. Bahkan, sejak milenium baru, 7 di antara 10 pelatih pernah berkostum Rossoneri saat masih aktif. Bedanya, hanya Carlo Ancelotti yang tidak mengawali karir kepelatihan bersama Milan meski pernah jadi pemain Milan.
Tapi, sama halnya dengan Real, sebagian besar berasal dari rahim tim junior Milan. Contohnya, Mauro Tassoti, Filippo Inzaghi, Cristian Brocchi, dan yang terbaru Gennaro Gattuso. Empat orang itu melatih tim utama setelah promosi dari tim primavera Milan.
”Milan akan selalu bersamaku. Mereka sudah memberiku peluang besar baik sebagai pemain maupun pelatih,” ucap Gattuso sesaat setelah mengundurkan diri dari Milan akhir bulan lalu kepada