Investor Anyar Bikin Pede
Persaingan di Liga 2 musim ini akan semarak. Apalagi dengan hadirnya beberapa klub yang bisa dikategorikan sebagai ”tim kaya baru”. Mereka merekrut pemain bintang, pasang target tinggi. Bahkan, promosi ke Liga 1.
PSIM Jogjakarta punya sejarah panjang di sepak bola Indonesia. Ikut berperan dalam lahirnya PSSI, Laskar Mataram juga pernah jadi juara Perserikatan pada 1932. Setelah itu, prestasinya tidak terdengar lagi. Meski begitu, PSIM tidak pernah kehilangan dukungan dari suporter fanatiknya.
Suporternya selalu hadir meski klub asal Kota Gudeg itu hanya malang melintang di kasta kedua sepak bola Indonesia. Suporternya selalu loyal, bahkan tidak jarang ikut membantu keuangan tim. Harapan untuk jadi tim kuat dengan pendanaan besar hadir musim ini. Investor baru asal Semarang, yakni Bambang Susanto, menyuntikkan dana besar untuk PSIM musim ini.
Beberapa pemain bintang bekas Bogor FC yang tidak jelas nasibnya direkrut. Mereka, antara lain, Raphael Maitimo, Cristian Gonzales, hingga pemain terbaik Liga 2 musim lalu Ichsan Pratama. Targetnya pun jelas, naik level ke Liga 1.
Tidak berhenti sampai di situ, di tangan Bambang, PSIM berencana bertransformasi jadi klub yang profesional. Keuangan yang baik dengan sponsor berlimpah jadi target lainnya. ’’Saya melihat PSIM ini bukan hanya klub sepak bola saja, melainkan juga bisa masuk ke lantai saham. Kemudian memberikan kesempatan untuk menarik investor lain dan para sponsor. Klub ini besar sekali potensinya,’’ ujar Bambang.
Pria yang juga pelaku pasar saham di Jakarta itu mengungkapkan awal mula berniat mengambil alih PSIM pada musim lalu. Tepatnya ketika tim berkostum biru itu melawan PSBS Biak pada babak penyisihan grup Liga 1 2018. Hasilnya saat itu PSIM bermain imbang.
Bukan hasil yang membuatnya jatuh cinta. Bukan juga permainan pemain PSIM di lapangan, melainkan atmosfer suporter yang tidak henti memberikan semangat. Mereka memenuhi Stadion Sultan Agung, Bantul, yang musim lalu jadi kandang PSIM. ’’Saya sedih melihat PSIM dari dulu gali lubang tutup lubang. Sudah sepantasnya masuk ke era baru. PSIM harus dikelola dengan profesionalisme yang tinggi, jalannya roda klub yang profesional maupun bisnis juga berjalan beriringan,” jelasnya.
Pengalaman selama 30 tahun di pasar modal jadi bekalnya di PSIM. Dia bermimpi memasukkan PSIM ke pasar modal suatu saat. ’’Saya akan buka peluang menarik investor dan para sponsor. Klub ini potensinya sangat besar,’’ tuturnya.
PSIM musim ini juga tidak lagi kebingungan mencari stadion. Stadion Mandala Krida sudah bisa dipakai. Paling tidak, sekitar 20 ribu penonton akan hadir di setiap pertandingan kandangnya. Ini belum lagi genjotan sektor merchandise yang disuarakan lagi oleh tim kepada suporternya.
Selain itu, restu dari Gubernur DI Jogjakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X membuat Bambang begitu yakin PSIM akan berkembang pesat. Bermarkas di Jogjakarta, kota wisata, PSIM akan tumbuh jadi klub profesional yang baik. Investasinya juga akan menyentuh pada struktur akademi. Yakni, kembali menggeliatkan bakat-bakat sepak bola Jogjakarta melalui PSIM junior. ’’Proyek ini jangka panjang, kalau bisa selamanya sampai ke anak cucu. Tentu jangan hanya mampir di Liga 1, tetapi terus berkembang di kasta tertinggi bahkan go international,” harapnya.
Motivasi serupa diusung Persiba Balikpapan. Itu tak lain karena adanya sosok Gede Widiade yang jadi investor baru Beruang Madu. Gede yang punya banyak pengalaman di sepak bola nasional dan dianggap pembawa keberuntungan karena berhasil membawa Persija dan Bhayangkara FC juara Liga 1 diharap bisa membuat Persiba naik kasta musim ini.
Pemain-pemain berpengalaman direkrut. Mereka, antara lain, Taufik Kasrun, Yusuf Effendi, eks timnas U-19 Sahrul Kurniawan, hingga dua pemain Persebaya yang berhasil membawa Green Force naik kasta, Adam Maulana dan M. Irvan.