Gaji Tertunggak, Salahkan PT LIB
MUSIM kompetisi baru Liga 2 dimulai pada 22 Juni nanti. Masalahnya, masih ada beberapa tim yang punya tanggungan utang sejak musim lalu. Setidaknya ada tiga klub yang ditengarai bermasalah. Yakni, PSPS Riau, Sriwijaya FC, dan PSMS Medan.
APPI (Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional Indonesia) telah mengultimatum agar tunggakan itu dilunasi sebelum kickoff. Apabila belum beres juga, tiga klub tersebut diminta tidak diikutkan dalam kompetisi musim baru. Sayang, PT Liga Indonesia Baru (LIB) punya pandangan berbeda.
Direktur Utama Sementara PT LIB Dirk Soplanit justru menyatakan bahwa tunggakan tersebut merupakan masalah internal klub dan bukan wewenang operator untuk tidak memperbolehkan ketiganya berkompetisi. Kebetulan, beberapa klub itu sering menjadikan tersendatnya subsidi dari operator sebagai penyebab tunggakan terjadi.
Media Officer PSPS Riau M. Teza Taufik mengatakan, tanggungan subsidi dari operator untuk klubnya yang belum cair sebanyak Rp 500 juta. ”Itu belum termasuk match fee Piala Presiden 2018 lalu ya,’’ ujarnya.
Apabila terbayarkan, lanjut Teza, PSPS tidak akan punya tunggakan utang. Sebab, total tunggakan yang tidak dibayarkan PSPS musim lalu Rp 498 juta. ’’Jadi, kami langsung saja meminta PSSI dan PT LIB, kalau itu cair bayarkan ke APPI biar langsung dikasihkan ke pemain. Artinya, kami tidak akan punya utang kalau subsidi itu lancar,’’ ucapnya.
Sekretaris Sriwijaya FC Faisal Mursyid mengatakan hal senada. Dia mengungkapkan, Laskar Wong Kito bakal melunasi hak mantan pemainnya apabila PT LIB mencairkan kewajibannya selama ini. ’’Dua kali kami berkirim surat kepada PT LIB. Yang pertama pada 7 Januari, yang kedua 4 April. Sampai saat ini tidak ada pembahasan,’’ ujarnya.
Dalam surat tersebut, Sriwijaya FC juga melampirkan hak-hak yang seharusnya didapat. Misalnya nilai rating dan ranking Sriwijaya FC pada Liga 1 2017 sebanyak Rp 1,5 miliar serta dana subsidi termin 7 dan 8 Liga 1 2018 sebanyak Rp 324.808.702. Nilai tersebut belum termasuk dana Elite Pro-Academy U-16 musim lalu yang mencapai Rp 2.150.000.000. ’’Di dalamnya juga ada dana pengembalian denda Komdis PSSI Rp 560 juta. Jadi, totalnya mencapai Rp 4,5 miliar,’’ terangnya.
Ironisnya, ketika semua bermuara pada PT LIB, lagi-lagi Dirk seakan lepas tangan. Dia menuturkan, memang tunggakan utang klub tersebut disebabkan dana subsidi PT LIB yang belum lunas. Mereka berjanji melunasinya musim ini, termasuk dana subsidi musim ini sejumlah Rp 1 miliar. ’’Kami bayar cicil setiap bulannya, utang musim lalu juga kami bayar perlahan ya,’’ jelasnya.