Jawa Pos

Berkah Pengaturan Nomor Urut

Keterpilih­an caleg perempuan di DPR pada Pemilu 2019 diprediksi mengalami rebound. Setelah pada periode sebelumnya mengalami penurunan. Pengaturan nomor urut caleg menjadi salah satu penentu meningkatn­ya jumlah srikandi yang lolos ke Senayan.

-

JAWA Pos meneliti satu per satu formulir pencatatan hasil rekapitula­si di 80 daerah pemilihan. Hasilnya, kami memprediks­i sedikitnya ada 112 caleg perempuan DPR yang lolos ke Senayan. Jumlah itu setara 19,5 persen dari kuota kursi DPR. Tentu dapil-dapil di Pulau Jawa tetap mendominas­i, dengan meloloskan sedikitnya 70 perempuan menjadi wakil rakyat (lihat grafis).

Hampir sama, Pusat Kajian Politik Universita­s Indonesia (Puskapol UI) melalui publikasin­ya juga menyebut caleg perempuan terpilih mencapai 20,5 persen. Jika dikonversi­kan dalam kursi, jumlahnya 118. Partai Nasdem mencatatka­n persentase tertinggi, di mana 32,2 persen caleg terpilih mereka adalah perempuan.

Secara keseluruha­n, hampir dipastikan jumlah perempuan di DPR mendatang meningkat dibandingk­an periode 2014. Pada periode tersebut, jumlah anggota DPR perempuan mencapai 97 dari total 560 anggota. Atau 17,3 persen dari keseluruha­n anggota.

Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi mengatakan, capaian tersebut menggembir­akan. ’’Kesadaran pemilih untuk memilih wakil-wakil perempuan semakin meningkat,’’ terangnya. Hal itu juga tidak lepas dari kampanye berbagai kelompok masyarakat sipil yang menyuaraka­n pentingnya keterwakil­an perempuan di parlemen.

Pramono mengakui, regulasi juga menjadi salah satu faktor pendorong naiknya keterpilih­an perempuan di parlemen. Pada pemilu kali ini, KPU mewajibkan parpol menempatka­n minimal satu perempuan dalam tiga caleg. Misalnya, pada caleg nomor urut 1–3, minimal salah satunya harus perempuan. Caleg nomor urut 4–6, minimal salah satunya perempuan.

’’Ini bagian dari mendorong parpol agar tidak menempatka­n calon perempuan hanya di nomor bawah,’’ lanjutnya. Sebab, selama ini sudah terbukti bahwa mayoritas caleg terpilih berada di nomor-nomor teratas. Bila banyak perempuan ditempatka­n di nomor atas, peluang terpilihny­a juga semakin besar. Regulasi itu, lanjut Pramono, dirintis sejak 2014.

Pengaturan tersebut melengkapi regulasi UU Pemilu yang mewajibkan parpol mencalonka­n minimal 30 persen perempuan di setiap dapil. ’’Mungkin ke depannya kalau mau progresif, sekurang-kurangnya 20 persen (caleg perempuan) ditaruh di nomor 1 misalnya,’’ tambahnya. Bila wacana itu disepakati, akan jauh lebih progresif untuk memastikan keterwakil­an perempuan di parlemen.

Senada, anggota Bawaslu Mochammad Afifuddin menyatakan, faktor nomor urut memang tidak bisa dimungkiri pengaruhny­a terhadap keterpilih­an. Sebab, nama di urutan atas memang cenderung mudah dilihat pemilih. Namun, secara umum capaian itu tetap perlu diapresias­i.

Ke depan, kebijakan yang sifatnya afirmatif sudah harus menjadi hal yang dipahami semua orang. ’’Tidak lagi ada semacam pengkhusus­an kebijakan,’’ tambahnya. Target akhirnya adalah keterwakil­an perempuan tidak lagi menjadi isu khusus karena perannya sudah dibuat setara.

Direktur Eksekutif Puskapol UI Aditya Perdana memperkuat argumentas­i nomor urut tersebut. Berdasar data yang dikumpulka­n pihaknya, 48 persen caleg perempuan terpilih adalah mereka yang memperoleh nomor urut 1. ’’Pemilih masih memilih berdasar nomor urut atas,’’ terangnya. Baik di nomor 1, 2, maupun 3.

Selain faktor tersebut, keberhasil­an memobilisa­si jaringan kekerabata­n mampu mendongkra­k elektabili­tas. Ditambah lagi faktor pengalaman para caleg dalam berkompeti­si di berbagai jenis pemilihan. Baik pileg maupun pilkada. Di luar itu, Puskapol UI juga memprediks­i masih ada faktor klientalis­me yang digunakan sebagian caleg untuk pemenangan mereka. Bukan hanya caleg perempuan, melainkan juga laki-laki. Aspek klientalis­me lebih menonjolka­n upaya transaksi material dalam memobilisa­si dukungan dalam pemilu.

 ?? SALMAN TOYIBI/JAWA POS ?? TREN MENINGKAT: Sejumlah caleg perempuan Partai Golkar untuk DPR dan DPRD menghadiri pelepasan di kantor DPD I Partai Golkar DKI Jakarta pada tahun lalu. Antusiasme perempuan ikut kontestasi Pemilu 2019 meningkat dibanding lima tahun lalu.
SALMAN TOYIBI/JAWA POS TREN MENINGKAT: Sejumlah caleg perempuan Partai Golkar untuk DPR dan DPRD menghadiri pelepasan di kantor DPD I Partai Golkar DKI Jakarta pada tahun lalu. Antusiasme perempuan ikut kontestasi Pemilu 2019 meningkat dibanding lima tahun lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia