Jawa Pos

Ternyata Muntahan Lava Gunung di Hawaii

Kabar disertai video tentang lava pijar di Austria adalah hoax. Video itu adalah rekaman lava pijar dari letusan Gunung Kilauea di Hawaii.

-

MESKI keliru, informasi tentang lava panas yang muncul dari perut bumi di Austria viral beberapa hari terakhir. Sangat meyakinkan karena kabar tersebut dilengkapi video lava panas yang menghangus­kan apa pun. Padahal, peristiwa itu terjadi di Hawaii setahun lalu.

Video dengan narasi keliru tersebut menyebar di berbagai grup Facebook dalam beberapa angle. Penyebarny­a adalah fan page bernama Dakwah Harian

(fb.com/Dakwahhari­an1/). Kemarin, video yang sama disebar pemilik akun Dedy Ask (fb.com/dedy.sy).

”Di Austria Lahar Panas keluar dari Perut Bumi. Mungkin Neraka Merindukan Penghuni nya. Mari Saudara Kita Tingkatkan Ke Imanan kita ke Pada Allah Subhana Wataala,” tulis pengelola

fan page Dakwah Harian. Mungkin maksudnya baik dengan membuat narasi yang mengingatk­an agar pengguna medsos kembali mengingat kuasa Ilahi. Namun, karena video yang digunakan salah, kabar itu menjadi hoax.

Dengan pengisi suara seseorang yang sedang berdoa, video itu memperliha­tkan lahar yang melumat habis apa pun yang dilewatiny­a. Termasuk pagar dan pepohonan. Namun, keterangan yang menyebut bahwa peristiwa itu terjadi di Austria tetap saja janggal. Sebab, berbagai pegunungan di Austria adalah bagian dari Gunung Alpen yang sudah tidak aktif.

Memanfaatk­an situs padanan gambar, ternyata sudah banyak channel YouTube yang mengunggah video serupa. Penjelasan­nya lebih terperinci. Disebutkan bahwa lahar panas keluar dari perut bumi Pulau Hawaii. Peristiwa menyeramka­n tersebut terjadi pada Mei 2018. Saat itu, muntahan lava pijar dari gunung aktif Kilauea juga mengarah ke permukiman warga di Leilani.

Reuters memberitak­an peristiwa itu dengan judul Hawaii faces new threat of fumes from volcano’s lava. Berita tersebut terbit pada 21 Mei 2018. Saat itu, pejabat Pertahanan Sipil Hawaii membuat peringatan bahwa lava dapat melintasi jalan raya karena sudah berada kurang dari 1 kilometer dari permukiman warga di Distrik Puna Big Island.

Selain material lava, penduduk khawatir atas zat dari gas beracun yang disemburka­n gunung tersebut tiga kali lipat. Zat itu dikenal dengan istilah laze hazard. Reuters menjelaska­n zat itu merupakan campuran uap dan asam klorida serta abu vulkanis.

Pertahanan Sipil Hawaii menyebutka­n suhu panasnya dapat mencapai 2.000 derajat Fahrenheit (1.093 derajat Celsius) ketika bereaksi dengan air laut. Dampak kesehatann­ya dapat merusak paru-paru, juga iritasi mata dan kulit. ”Waspadalah terhadap bahaya laze dan jauhi area terdampak lava,” jelas Badan Pertahanan Sipil Hawaii. Anda dapat mengakses berita itu di bit.ly/ LavaDiHawa­ii.

 ??  ??
 ?? ILUSTRASI CHIS/JAWA POS ??
ILUSTRASI CHIS/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia