Jawa Pos

Dewi-Dewi Venesia Ajarkan Voga Alla Veneta

-

VENESIA – ’’Lihat gelombangn­ya besar, gunakan kaki Anda,’’ seru Gabriella Lazzari. Suaranya tegas. Para turis yang sedang berdiri di gondola sambil menikmati pemandanga­n di sekitar laguna pun langsung berpeganga­n pada dayung. Susah payah, mereka berusaha mengendali­kan perahu yang bergoyang karena gelombang.

Lazzari adalah salah seorang anggota Row Venice. Organisasi itu beranggota perempuanp­erempuan pelestari voga alla veneta. Istilah tersebut melekat pada para pendayung gondola Venesia. Sebab, mereka punya cara khas untuk mendayung. Yakni, berdiri. Para wisatawan asing mengenal voga alla veneta sebagai gondoleeri­ng.

Mendayung gondola dengan berdiri bukan hal yang mudah. Melatih turis agar bisa menguasai voga alla veneta juga bukan tanpa risiko. Karena itu, Row Venice memilih tidak memberikan kursus dari atas gondola. Perahu bagi wisatawan bernama batela coda di gambero alias perahu ekor udang.

Perahu yang dibuat Jane Caporal, pendiri Row Venice, itu berbentuk simetris dan lebih lebar daripada gondola. ’’Perahu ini cocok untuk yang pertama kali mendayung. Kami juga mengajari mereka di laguna supaya mereka tak menabrak perahu lain di kanal yang sempit,’’ ungkap Caporal kepada Agence France-Presse.

Caporal dan belasan temannya dijuluki dewi-dewi Venesia. Merekalah yang berusaha melestarik­an budaya perahu dayung pada era modern. Saat jumlah pengayuh gondola dibatasi, tidak boleh lebih dari 400, dan perahupera­hu sudah bertenaga mesin.

’’Saya tahu, penduduk sendiri sudah tidak mengayuh gondola mereka, tapi ini soal tradisi,’’ ungkap Caporal.

 ?? MARCO BERTORELLO/AFP ?? KURSUS 90 MENIT: Row Venice mengajarka­n cara mendayung gondola yang benar sesuai gaya khas Venesia bagi para wisatawan.
MARCO BERTORELLO/AFP KURSUS 90 MENIT: Row Venice mengajarka­n cara mendayung gondola yang benar sesuai gaya khas Venesia bagi para wisatawan.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia