Prasarana dan Leadership Adalah Koentji
Dengan mahalnya harga tiket pesawat dan terbatasnya jumlah tiket kereta api, 40 persen dari total pemudik tumpah ruah ke angkutan jalan. Jalan tol terbukti mampu meng-handle semuanya tanpa hambatan yang berarti. Berikut obrolan wartawan
Jawa Pos Taufiqurrahman dengan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit. Jalan tol yang kita miliki mampu menampung arus pemudik dengan baik. Apa rahasianya?
Menurut saya, ini adalah kombinasi dari jaringan jalan tol yang sudah terbentuk, sistem manajemen transaksi dan operasi yang lebih maju, serta standar kualitas jalan yang tinggi. Namun, di atas itu semua, koordinasi antarinstansi yang sangat baik serta leadership kuat dari Menhub dan Kakorlantas juga menentukan.
Titik-titik transaksi dan rest area tetap menjadi biang kerok kemacetan. Apakah sudah saatnya kita menginjak ke transaksi nirsentuh? Seberapa urgen dan mendesak? Apa sistem transaksi nontunai saat ini masih reliable?
Transaksi yang 4–6 detik per kendaraan di gardu tol, khususnya di GT Kalikangkung, Palimananan, dan Cikampek Utama, dirasa masih bisa ditingkatkan untuk menekan antrean di bawah 1 km. Tapi ya, kuncinya memang sistem nirsentuh.
Manajemen rest area akan menjadi fokus perbaikan. Pada masa Lebaran kali ini, kepala BPJT telah menerbitkan dua instruksi buat BUJT dan pengelola rest area jalan tol. Terutama untuk memperbaiki traffic flow di gate dan meningkatkan utilisasi rest area.
Adakah metode atau teknologi yang adaptable untuk meningkatkan efisiensi rest area? Barangkali dari luar negeri?
Kita sudah cukup berpengalaman mengelola rest area. Penggunaan teknologi bakal meningkatkan utilisasi rest area, khususnya manajemen parkir. Yang perlu dijaga adalah antrean di rest area tidak memanjang hingga ke ruas jalan tol.
Berdasar evaluasi BPJT, seberapa bagus dan maksimal pelayanan dan kepatuhan BUJT-BUJT dalam mudik kali ini?
Kerja sama BUJT sangat saya hargai, baik di koridor tol trans-Jawa/ Sumatera maupun di ruas-ruas operasional/fungsional lain. Selain mematuhi instruksi BPJT yang berlandas permenhub dan diskresi Korlantas, BUJT sering memberikan solusi teknis pada pengelolaan manajemen mobilitas selama arus mudik dan balik.