Libur Tuntas, Saatnya Produktif
LIBUR Lebaran telah tuntas. Tadi malam adalah puncak-puncaknya. Arus balik begitu membeludak. Jalanan di mana-mana macet. Berjam-jam lamanya orang harus membetahkan diri duduk di dalam mobil.
Lihat saja, rasa-rasanya jalan tol bagaikan tak kuat menampung luberan kendaraan. Untung ada petugas-petugas yang sigap. Mengatur kelancaran lalu lintas sehingga kita masih bisa pulang ke rumah masingmasing dengan selamat.
Kini kota-kota besar kembali sebagaimana namanya. Sibuk lagi. Sesak lagi. Pagi ini kita kembali mendengarkan bunyi klakson bersahutan. Kita kembali mendengarkan umpatan-umpatan yang dilontarkan di jalanan. Tapi, begitulah. Rasanya kita semua harus menerimanya. Itulah putaran roda kehidupan yang harus dijalani dan diulang lagi.
Pagi ini para aparatur sipil negara (ASN) harus kembali menggelindingkan roda pelayanan publik. Tak boleh semenit pun mereka abai pada tugas-tugasnya itu. Apalagi sampai memundurkan jadwal masuk kerja dengan dalih masih kecapekan. Benar rasanya bila para pejabat menyiapkan sanksi keras untuk menghadang kemalasan itu.
Pagi ini mesin-mesin pabrik juga kembali menyala. Para pekerja kembali membanting tulang. Menghasilkan barang-barang. Agar orang-orang lain bisa mendapatkan manfaatnya.
Bank-bank juga kembali menjalankan fungsinya. Transaksi bergulir lagi. Menghidupkan denyut ekonomi. Jagat politik juga mulai berdengung-dengung lagi. Para politikus pun kembali memperjuangkan apa yang mereka rasa benar. Lewat beragam cara. Lewat beragam media.
Namun, di antara semua itu, ada yang tak boleh lekas-lekas ditinggalkan. Hidup tahun ini harus lebih baik daripada tahun lalu. Kehidupan setelah Lebaran ini tak boleh lebih buruk daripada sebelumnya. Semangat saling memaafkan. Semangat untuk memulai hidup baru. Semangat produktif demi hidup yang lebih baik. Jangan sampai mundur.