Jawa Pos

Half Marathon Setiap Hari Selama 535 Hari

Setiap hari selama kurun waktu 18 bulan, Matt Daniels menyelesai­kan lari 21K sebelum berangkat bekerja. Pada akhir pekan, dia bangun lebih awal demi menuntaska­n lari itu.

-

DILANSIR ABC News kemarin (9/6), Daniels berniat berlari 21K setiap hari selama 535 hari. Aksi yang dilakukan sebagai bagian dari gerakan amal tersebut terinspira­si kisah epik tentang lari untuk amal yang dilakukan Andrew Cadigan.

Cadigan, lelaki Australia itu, sekarang memang tinggal nama. Cadigan meninggal akibat kecelakaan motor di Thailand sepekan setelah menyelesai­kan lari 21K keliling Australia selama 535 hari.

Pada 2016 Daniels yang tinggal di Geelong, Australia, merancang misi yang terinspira­si kisah Cadigan. Namun bukan HM, melainkan full marathon 55 kali dalam waktu 55 hari.

Setelah sukses dengan misi itu, bapak empat anak tersebut memutuskan untuk memulai tantangan baru. Tantangan yang serupa dengan Cadigan. Dia melabeliny­a 535 for Cad. Misi itu sama persis dengan yang dilakukan mendiang Cadigan. Berlari 21K setiap hari selama 535 hari untuk amal. Aksi Daniels itu akan selesai pada Jumat pekan depan (21/6).

Daniels ingat betul, saat memulai berlari, dirinya sedang kelebihan berat badan hingga 20 kilogram. ’’Pertama, itu sangat berat dan penuh perjuangan. Berat badanku sangat berlebih. Dan itu membuatku sangat kelelahan,’’ ujarnya.

Setiap hari pemilik gym itu menyugesti dirinya sendiri untuk bisa menyelesai­kan apa yang sudah dimulainya. ’’Aku tidak terkejut karena aku sudah tahu bahwa dia itu gila. Aku pun tidak ragu kalau dia akan benar-benar berusaha mencapai targetnya,’’ ucap Leigh, sang istri.

Pengalaman menuntaska­n gol yang cukup berat itu membuat Daniels merangkum sejumlah nasihat. Dia menegaskan, seseorang harus punya tujuan. ’’Itu tidak saja berlaku pada lari, tapi juga pada pekerjaan atau apa pun yang ingin kau lakukan,’’ ujarnya.

Dia juga menyaranka­n agar para pelari punya dukungan dari teman atau komunitas. ’’Mereka semua tahu apa yang kita lakukan dan mengapa kita melakukann­ya. Saat merasa lemah, orang-orang itulah yang bisa kamu hubungi untuk membuatmu bangkit lagi. Mereka pun akan membantumu melewati hari-hari yang berat,’’ terangnya.

Daniels mengaku setiap hari selalu berjuang melawan rasa enggan berlari. Namun, dia tidak menyerah. ’’Partner lari sangat dibutuhkan untuk mengatasi rasa malas itu. Mereka bisa siapa saja. Anggota keluarga, teman dekat, sahabat, atau tetangga. Kalian bisa saling menyemanga­ti,’’ ungkapnya.

Selama menjalani misi itu, Daniels juga menemui berbagai kendala yang tidak mudah. Misalnya, cedera, rasa sakit, sakit lambung yang parah, bahkan kecelakaan mobil. ’’Namun, selalu ingat apa yang kau lakukan dan mengapa kau melakukann­ya. Itu akan membantumu menyelesai­kan suatu pekerjaan,’’ tandasnya.

 ?? NICOLE MILLS/ABC NEWS ?? MISI PRIBADI: Daniels dan istri menunjukka­n sepatu-sepatu yang sudah melewati ratusan kilometer (foto kiri). Setiap pagi Daniels tidak selalu merasa bersemanga­t untuk lari, tapi tetap menjalanin­ya.
NICOLE MILLS/ABC NEWS MISI PRIBADI: Daniels dan istri menunjukka­n sepatu-sepatu yang sudah melewati ratusan kilometer (foto kiri). Setiap pagi Daniels tidak selalu merasa bersemanga­t untuk lari, tapi tetap menjalanin­ya.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia