Infrastruktur, Konsekuensi, Solusi
JALAN tol yang mulai banyak difungsikan selama Lebaran memberikan berbagai dampak ekonomi. Baik imbas positif maupun negatif.
Yang terkena imbas itu terutama pengusaha kuliner dan oleh-oleh yang membuka usaha di sekitar tol maupun jalan-jalan non-tol
Saya mendapat banyak laporan mengenai hal itu.
Yang harus diingat, bukan berarti dengan tol kemudian angka pertumbuhan ekonomi daerah menjadi buruk karena ada usaha yang menjadi sepi. Tidak begitu.
Tol justru kita harapkan menjadi pemicu peningkatan ekonomi dari sisi invetasi dan pendapatan rumah tangga. Jadi, tol bukan sekadar jalan. Meskipun mungkin ada orang-orang yang terkena dampak negatif. Mereka itulah yang menurut saya perlu dibantu.
Risiko dari switching (peralihan) penggunaan infrastruktur itu perlu dipikirkan dan dicarikan solusi dengan hati-hati. Dan, tentunya, diantisipasi pemda (pemerintah daerah) masing-masing.
Dulu, misalnya, hampir sebagian besar pengguna jalan di Pulau Jawa melewati jalur pantura (pantai utara) ketika mudik atau mendistribusikan logistik. Ketika ada tol, banyak yang kemudian beralih ke sana. BPS belum pernah melakukan penelitian tentang dampak langsung peralihan pola aktivitas ekonomi seperti itu.
Tapi, bagi yang kurang diuntungkan dengan peralihan penggunaan infrastruktur tersebut, tentu harus diarahkan supaya bisa bergelut di aktivitas yang baru. Misalnya, mereka ditampung di rest area.
Pemerintah pusat saya kira sudah berpikir ke arah sana. Tetapi, seperti halnya dengan investasi, respons dari tiap-tiap pemerintah di provinsi perlu lebih tanggap lagi.
Peralihan itu juga kita rasakan dari turunnya jumlah pengguna angkutan udara. Saat harga tiket pesawat dirasa mahal, banyak orang yang beralih ke jalur darat maupun laut.
Sebetulnya itu bukan sematamata disebabkan harga tiket pesawat yang mahal. Tetapi, ada juga faktor dari infrastruktur jalan yang lebih nyaman dan memungkinkan masyarakat untuk mudik lewat tol. Mungkin bisa macet juga, tetapi tentu tidak semacet ketika melewati jalan non-tol. Selain itu, orang ingin merasakan pengalaman melewati tol yang baru tersebut.
Mengenai harga tiket pesawat yang tarif batas atasnya sudah turun, tentu pemerintah harus mengevaluasi itu. Tetapi, yang ingin saya tegaskan, infrastruktur tentu akan membawa dampak bagi angka pertumbuhan ekonomi.
Secara keseluruhan, Lebaran tahun ini masih baik. Inflasi volatile food tidak perlu dikhawatirkan. Beras, komoditas yang paling banyak dikonsumsi masyarakat miskin, justru mengalami deflasi. Infrastruktur mulai dapat dinikmati. Hanya tarif angkutan udara yang masih perlu menjadi perhatian.
Saya berharap pertumbuhan ekonomi pada kuartal II ini lebih baik. Konsumsi rumah tangga sudah pasti meningkat jauh. Infrastruktur juga membantu peningkatan investasi. Hanya, jangan lupa, konsekuensi yang dirasakan oleh pihak-pihak kurang beruntung akibat dampak infrastruktur itu perlu dipikirkan. (Disarikan dari wawancara dengan wartawan Jawa Pos