Lajur Tak Imbang Sebabkan Macet
SURABAYA – Kepadatan lalu lintas masih terjadi di sekitar Wonokromo. Dulu kepadatan terjadi pada lintasan KA depan Royal Plaza. Setelah pelebaran jalan selesai, kepadatan berpindah ke persimpangan Jembatan Mayangkara.
Ada beberapa pemicu kemacetan di titik tersebut. Di antaranya, volume kendaraan meningkat, jumlah lajur tak imbang, dan adanya antrean kendaraan yang hendak menuju ke Jalan Ngagel. Kondisi itu bakal terurai setelah pengerjaan frontage road (FR) Wonokromo tuntas.
Saat ini ada lima lajur di depan RSI Wonokromo. Kendaraan dari Jalan Jetis Kulon maupun Jalan Ahmad Yani sangat banyak. Setelah RSI Wonokromo, ada dua jalur. Kendaraan yang menuju Ngagel mengambil arah ke kanan melewati lorong Jembatan Mayang kara. Selanjutnya, kendaraan yang menuju Jalan Darmo mengambil arah lurus
Permasalahannya, traffic light (TL) arah Ngagel sering menimbulkan antrean. Terutama saat TL tersebut menyala merah. Antrean kendaraan kerap menutupi jalur menuju Jalan Darmo. Muncul antrean panjang ke selatan.
Problem lainnya, setelah persimpangan Jembatan Mayangkara, ada penyempitan. Hanya ada dua lajur di jalur itu. Dampaknya, kendaraan yang hendak menuju Jalan Darmo pun antre untuk masuk ke jalur tersebut. Pengendara harus mengurangi kecepatan. Sebab, lajur terbatas sehingga kendaraan tidak bisa melaju kencang.
Pakar transportasi asal ITS Haryo Sulistyarso sudah lama memprediksikan kemungkinan macet di titik itu. Namun dia menyebutkan, kemacetan tersebut hanya sementara. FR Wonokromo yang sedang dibangun akan menjadi pengurai kemacetan itu. ’’Lajur sama-sama luas, kendaraan bisa melaju tanpa berdesakan,’’ ucapnya.
Sebenarnya, kepadatan selalu mewarnai pembangunan FR sisi barat. Dulu titik kepadatan berada di bundaran Dolog. Hampir setiap hari terjadi penumpukan kendaraan di titik tersebut. Setelah pengerjaan tuntas, kendaraan bisa melaju bebas hingga ke Royal Plaza.
Di Royal Plaza, ada penyempitan. Penyebabnya, lintasan KA dan pengerjaan FR di depan RSI Wonokromo. Setelah selesai, laju kendaraan lancar. Selanjutnya, berpindah ke persimpangan Jembatan Mayangkara. ’’Ini semua bagian dari proses pembangunan,’’ ungkapnya.
Karena itu, rencana pemkot menggarap dua sisi sangat tepat. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati menuturkan, pengerjaan FR harus cepat. Lahan yang belum siap dikerjakan ditinggal dulu.
Lahan yang dimaksud adalah milik PT KAI. Di lahan tersebut, ada beberapa bangunan yang belum dikosongkan. Pemkot mendahulukan lahan yang siap. ’’Dua sisi kami kerjakan tanpa menunggu yang belum selesai,’’ ujarnya.
Setelah Lebaran, pemkot akan berkomunikasi dengan PT KAI terkait dengan lahan yang belum siap itu. Pemkot yakin lahan sisi tengah juga segera menyusul. Dengan begitu, akhir November lahan tersebut sudah teraspal semua.