Meninggal saat Deadline Pengosongan
SURABAYA – Rencana pengambilalihan aset Taman Hiburan Rakyat (THR) yang berujung demo para seniman bakal makin pelik. Seorang seniman yang tinggal di kawasan tersebut meninggal. Teman-temannya menyebut Nur Wakid, nama seniman itu, meninggal karena kepikiran tergusur.
Namun, penggusuran 108 keluarga yang tinggal di THR hingga petang kemarin belum direalisasi. Padahal, deadline yang diberikan oleh pemkot kepada para seniman untuk pergi dari THR adalah kemarin (10/6).
Jenazah pria 68 tahun tersebut ditemukan sudah membusuk oleh teman-temannya. Soenarsih, 64, teman korban, menuturkan kali terakhir bertemu dengan Nur pada Sabtu malam (8/6), saat dia diberi sayur labu siam
Dia juga ingat bahwa Nur pernah meminta karung untuk mengemasi barang-barang pribadi buat pindah dari tempat itu. Rupanya, Nur pusing tujuh keliling karena urusan penggusuran tersebut. ”Bingung mau pindahan. Minta glangsing, saya nggak punya,” terang Soenarsih saat ditemui kemarin.
Minggu dia tak berjumpa sama sekali dengan Nur. Dia pun khawatir terjadi sesuatu dengan Nur. Sebab, biasanya, setiap kali pergi, Nur selalu pamit. Soenarsih lantas berinisiatif untuk melihat tempat tinggal Nur yang hanya berjarak sekitar 10 meter dari tempatnya. ”Tadi pagi saya coba lihat, ternyata rolling door tidak digembok. Ada sandalnya juga. Pas mendekat, kok tercium bau busuk. Awalnya, saya pikir itu bau ikan,” ucap Soenarsih.
Namun, saat melihat kaki yang menjulur, Soenarsih langsung tak berani mendekat lagi. Dia langsung memanggil rekan-rekannya. ”Setahu saya, (Nur, Red) tidak sakit dalam beberapa hari ini. Hanya kepikiran soal pindahan itu. Dulu memang punya darah tinggi dan pernah stroke ringan. Tapi, sudah sembuh,” jelas Soenarsih.
Deden Irawan, teman korban, mengungkapkan, sebelum meninggal, Nur sering gusar soal kejelasan tempat tinggal. Terakhir, menurut Deden, seniman yang biasa disapa Mbak Nur oleh rekan-rekannya itu bertanya tentang kejelasan tempat tinggal Sabtu lalu. Deden pun meminta Nur tetap tenang.
Kanitreskrim Polsek Tambaksari Iptu Didik Ariawan mengatakan, korban ditemukan dalam kondisi membusuk. Penyebab kematian korban masih diselidiki. ”Pihak keluarga korban sudah kami beri tahu,” terang dia.
Sementara itu, penggusuran hingga kemarin belum dilaksanakan. Sudah banyak seniman yang berkemas. Meskipun, mereka juga sangat berharap ada kelonggaran waktu dari pemkot.
Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana mengungkapkan, pemkot ingin memfasilitasi para seniman itu. Mereka yang berKTP Surabaya akan ditempatkan di flat. ”Ada juga sebenarnya yang sudah punya kontrakan. Tapi, karena di situ air dan listrik gratis, memilih di situ, makanya jadi membebani,” terang dia.