Jawa Pos

Dulu Ikatan Alumni, Sekarang Komunitas Filantropi

- HISYAM ALAISYAH

Nyaris mustahil memang membantu kaum papa secara keseluruha­n. Namun, tetap saja satu upaya paling kecil akan sangat berarti. Itulah yang mendasari berdirinya Baksos’e Suroboyo. Sebuah komunitas filantropi yang membantu memperbaik­i hidup kaum miskin kota.

JIKA ada orang tak dikenal tiba-tiba membesuk orang sakit dari golongan tak mampu, sangat mungkin dia adalah anggota Baksos’e Suroboyo. Anggota komunitas tersebut juga membantu pelajar pandai dari keluarga tak mampu dengan memberikan beasiswa. Selain itu, mereka membantu permodalan orang yang tak punya.

Hal itu memang menjadi fokus komunitas filantropi Surabaya tersebut. Mereka tak hanya membantu di bidang kesehatan dan kesejahter­aan, tapi juga bidang infrastruk­tur pendidikan seperti renovasi sekolah swasta yang jelek. Kegiatan sosial, seperti donor darah dan operasi gratis untuk katarak, jelas sudah lama mereka lakukan.

’’Semuanya bisa terjadi karena banyak orang kaya Surabaya yang masih peduli pada sesama. Kami hanya memfasilit­asi,’’ kata Ketua Komunitas Baksos’e Suroboyo Bambang Udi Ukoro. Program mereka banyak, puluhan. Selain iuran pribadi anggota komunitas, dana program berasal dari pihak lain, seperti Yayasan Muhammad Cheng Ho dan Komunitas Ngaji Salon

Pada Ramadan, mereka membagikan lebih dari 15 ribu kotak makanan kepada masyarakat Surabaya. ’’Itu program mandiri Baksos’e Suroboyo pada bulan puasa,’’ ujar Bambang yang juga camat Asemrowo. Program itu sudah berjalan selama tiga tahun terakhir. Program lain seperti potong rambut gratis dan pembagian zakat mal sudah pasti juga dilakukan.

Meski Ramadan sudah berakhir, kegiatan mereka tak ikut berakhir. Untuk bidang religi, mereka memiliki program mandiri sego Jumat berkah atau menyediaka­n ratusan makanan gratis bagi masyarakat tak mampu. ’’Kami memanfaatk­an data dari pemkot mengenai masyarakat tak mampu. Dengan begitu, bantuan kami lebih tepat sasaran,’’ tambahnya.

Untuk masyarakat yang bekerja, tapi pendapatan­nya masih sangat minim, komunitas tersebut punya program sego rongewu. Sesuai namanya, mereka menyediaka­n makanan layak dengan harga Rp 2 ribu. ’’Uang hasil jualan itu digunakan untuk pendanaan program sosial lagi,’’ jelas pria 48 tahun itu.

Sego rongewu tersebut ternyata merupakan program yang menjadi titik balik komunitas Baksos’e Suroboyo. Komunitas itu berawal dari Ikatan Alumni SMPN 10 Surabaya. ’’Waktu itu, kami tak hanya ingin kumpul-kumpul dan reuni. Tapi, kebersamaa­n kami harus bisa membantu yang lain,’’ ucapnya. ’’Kami ingin sesuatu yang berbeda,’’ tambahnya.

Karena itu, dibuatlah program sego rongewu. Dana awalnya berasal dari iuran anggota. Yang tidak punya dana boleh membawa beras, sayur, dan peralatan masak seadanya dari rumah masing-masing. Bahanbahan itu dikumpulka­n, dimasak, dan dikemas menjadi 200 bungkus nasi. Sego rongewu kali pertama direalisas­ikan pada 27 November 2016 di teras SMPN 10 Surabaya.

Ternyata banyak pihak yang ingin terlibat, baik memberikan donasi maupun turun langsung di lapangan. Banyak komunitas yang ikut berpartisi­pasi dalam melancarka­n program awal juga merencanak­an program-program baru yang lebih besar dan masif sampai sekarang.

Pada 23 Mei 2017, diadakan rapat untuk membahas program yang melibatkan belasan komunitas tersebut. Kemudian, disepakati­lah wadah bersama itu bernama Baksos’e Suroboyo. ’’Baksos’e Suroboyo bukan alumni SMPN 10 Surabaya, melainkan juga wadah banyak komunitas dan pemerhati sosial lainnya,’’ tegas Bambang. Menurut dia, harapan terbesar kegiatan itu adalah menimbulka­n kesadaran masyarakat untuk membantu sesama. ’’Semua problem sosial akan mudah teratasi jika mindset pendudukny­a adalah membantu yang lain,’’ tuturnya.

 ?? BAKSOS’E SUROBOYO FOR JAWA POS ?? KEPADA SESAMA: Bambang (kanan) dan sejumlah anggota komunitas Baksos’e Suroboyo memberikan makanan gratis kepada warga tak mampu beberapa waktu lalu.
BAKSOS’E SUROBOYO FOR JAWA POS KEPADA SESAMA: Bambang (kanan) dan sejumlah anggota komunitas Baksos’e Suroboyo memberikan makanan gratis kepada warga tak mampu beberapa waktu lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia