Ajak Pelukis Berkolaborasi dalam Fashion
SURABAYA – Melihat banyaknya pelukis jalanan yang karyanya tidak begitu dilirik di kampung halamannya di Bandung, Jennifer Christy, seorang mahasiswa Jurusan Fashion Design and Business Universitas Ciputra, mempunyai ide untuk menggabungkan karya mereka dengan karyanya sendiri dalam busana.
”Kebanyakan pelukis itu banyak yang hanya punya wadah kanvas dan pameran untuk memamerkan karyanya. Tapi ini aku pengen karya mereka itu bisa dibawa ke mana-mana lewat busana,” ceritanya. Akhirnya, Jennifer mengajak seorang pelukis muda dari Jurusan Seni Rupa Unesa Bayu Prasetiya untuk membuat kolaborasi sebuah karya dengan tema mengekspresikan diri.
Koleksinya kali ini pun dia beri nama Catharsis. Lewat karyanya tersebut, Jennifer ingin mengeluarkan segala emosi lewat sebuah karya seni. ”Model busananya dibuat loose yang rileks, terus dipadukan dengan lukisan yang abstrak dan berwarna-warni,” terangnya saat ditemui di Spazio Building kemarin (10/6).
Yang menjadi tantangan dalam pembuatan karyanya kali ini adalah menyatukan dua kepala yang berbeda. ”Di sini aku bener-bener nggak tau Bayu bakal bikin lukisan kayak apa. Aku cuma ngasih baju yang sudah jadi atau pola, terus aku kasih tau nanti yang dilukis di bagian mananya,” ceritanya.
Jadi, karya kolaborasinya tersebut benar-benar surprise buatnya. ”Sempet kayak deg-degan juga. Nanti kalau nggak cocok gimana,” sambungnya. Namun, Jennifer mengaku puas saat melihat hasilnya. Sebab, dia merasa visi dan misinya benar-benar satu pemikiran dengan partnernya tersebut. Yakni, yang bisa mengekspresikan kebebasan dan kerileksan.
Warna cokelat, navy, abu-abu, dan putih pun menjadi pilihannya. ”Warnanya cold tapi juga warm. Dan warna ini sebenarnya termasuk warnawarna netral,” jelasnya. Perempuan kelahiran Bandung, 2 Desember 1996, tersebut juga menjelaskan bahwa semua busana karyanya tersebut memakai bahan 100 persen linen.