Jawa Pos

Sayangkan Waktu Tambahan Harus Terhenti

-

SURABAYA – Persebaya Surabaya bak sudah jatuh tertimpa tangga. Ya, selain gagal mengakhiri paceklik kemenangan, mereka dibikin malu oleh ulah segelintir suporter. Saat memalukan itu terjadi ketika injury time.

Wasit Fariq Hitaba yang memimpin leg

pertama perempat final Piala Indonesia di Stadion Gelora Bung

Tomo (GBT), Surabaya, kemarin terpaksa harus menghentik­an laga. Sebab, situasi saat memasuki injury time pada laga yang ditayangka­n langsung oleh televisi nasional itu memang mencekam.

Flare menyala di segala sudut tribun. Kemudian, disusul letusan kembang api yang mengarah ke atas lapangan. Melihat situasi yang tak kondusif, pemain Madura United bergegas meninggalk­an lapangan. Begitu juga para staf pelatih Laskar Sape Kerrab –julukan Madura United– yang ada di bench. ”Situa- sinya bahaya sekali. Di Eropa, tidak boleh bawa seperti itu (flare, Red),” kata pelatih Madura United Dejan Antonic.

Keputusan yang tepat. Sebab, setelah itu, situasi makin tak kondusif. Titik api mulai bermuncula­n di tribun. Aksi tak berhenti sampai di situ. Bonek yang berada di Green Nord turun ke lapangan. Mereka menghampir­i pemain Persebaya dengan membawa spanduk bertulisan ”Jangan Bikin Malu Surabaya”. Asisten pelatih Bejo Sugiantoro sampai mendatangi Bonek yang membawa spanduk. Dia bermaksud menenangka­n suporter. Namun, hal tersebut malah membuat situasi semakin panas. Kembang api bahkan meletus di dalam lapangan. Melihat situasi yang makin tak kondusif, laga akhirnya langsung dihentikan.

Memang, luapan amarah Bonek itu merupakan bentuk kekesalan terhadap performa tim kesayangan. Apalagi, kemarin Green Force –julukan Persebaya– hanya meraih hasil imbang 1-1 kontra Madura United. Itu adalah hasil imbang ketiga beruntun yang diraih Persebaya di kandang. ”Memalukan! Tiga laga home tidak pernah menang,” kecam Husin Ghozali, koordinato­r Green Nord, saat dihubungi Jawa Pos seusai laga. Pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman memahami kemarahan Bonek. ”Hasil yang kurang bagus. Mengecewak­an Bonek dan Bonita,” kata Djadjang. Namun, pelatih yang akrab disapa Djanur itu menyayangk­an kerusuhan yang membuat laga terhenti. Padahal, memasuki menit-menit akhir, permainan Persebaya makin ganas. ”Sayang sekali waktu tambahan harus terhenti. Karena dengan waktu tersisa, kami bisa saja menambah gol di akhir laga,” keluhnya.

Kapten Persebaya Ruben Sanadi senada dengan sang pelatih. Dia melihat rekan satu timnya tengah on fire untuk mencari gol kemenangan. ”Jujur, saya senang dengan permainan di babak kedua. Tapi, saya pribadi kecewa dengan hasilnya,” sesal Ruben.

Sementara itu, Direktur Media PSSI Gatot Widakdo angkat bicara mengenai ulah memalukan dari segelintir pendukung Persebaya. Dia mengatakan, Komisi Disiplin PSSI pasti sudah punya pertimbang­an soal kejadian di GBT. ’’Pertimbang­an yang tentu sesuai dengan Kode Disiplin PSSI. Jadi kena sanksi atau tidak, komdis pasti sudah punya jawabannya berkaca pada kode disiplin,’’ papar Gatot.

Dia juga mengatakan, laga kemarin resmi dianggap selesai. ”Wasit sudah memutuskan itu. Kedua kapten tim juga menerima keputusan wasit dan tidak melakukan protes. Jadi, laga selesai dengan skor 1-1,” ucapnya.

 ??  ??
 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? PROTES YANG BERLEBIHAN: Sejumlah suporter memasuki lapangan sambil membawa spanduk bertulisan ”Jangan Bikin Malu Surabaya”. Ulah ini dipicu hasil imbang yang diraih Persebaya kemarin.
ANGGER BONDAN/JAWA POS PROTES YANG BERLEBIHAN: Sejumlah suporter memasuki lapangan sambil membawa spanduk bertulisan ”Jangan Bikin Malu Surabaya”. Ulah ini dipicu hasil imbang yang diraih Persebaya kemarin.
 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? LUAPKAN KEKECEWAAN: Tiang gawang juga menjadi sasaran untuk melampiask­an kekecewaan terhadap performa Persebaya Surabaya. Foto bawah, ekspresi kekecewaan Irfan Jaya setelah laga berakhir.
ANGGER BONDAN/JAWA POS LUAPKAN KEKECEWAAN: Tiang gawang juga menjadi sasaran untuk melampiask­an kekecewaan terhadap performa Persebaya Surabaya. Foto bawah, ekspresi kekecewaan Irfan Jaya setelah laga berakhir.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia