VAR Adalah Kebutuhan
KESERIUSAN PSSI untuk membenahi kualitas pertandingan sepak bola di Indonesia patut dipertanyakan. Sikap itu terlihat saat induk organisasi sepak bola di tanah air tersebut menyikapi wacana penerapan video assistant referee (VAR).
Padahal, di era sepak bola modern, penerapan teknologi yang memudahkan kinerja wasit seperti VAR adalah sebuah kebutuhan. Penggunaan VAR dianggap bisa menyelesaikan berbagai kontroversi yang terjadi pada pertandingan sepak bola. Teknologi itu diyakini bisa meminimalkan keputusan-keputusan kontroversial pengadil lapangan.
Apalagi, sepak bola di tanah air selama ini tak lepas dari yang namanya kontroversi. Musim ini saja, sudah beberapa kali wasit menjadi sasaran protes karena keputusannya yang dinilai janggal. Entah itu di pentas Piala Presiden 2019, Piala Indonesia, maupun Liga 1.
Namun, PSSI bergeming. Mereka punya sejuta dalih untuk menunda penerapan VAR. Di antaranya, kehadiran VAR dianggap bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan sisi drama di sepak bola. Dalih lainnya, perangkat teknologi itu terlalu mahal. PSSI juga belum memiliki SDM yang cakap untuk mendukung operasional VAR. Untuk mengoperasikan perangkat VAR, setidaknya dibutuhkan tiga operator yang bertugas di balik layar. Lalu, wasit yang bertugas di lapangan harus dilatih menggunakan alat komunikasi yang terkoneksi dengan perangkat VAR.
Apa pun kendalanya, PSSI tak boleh terlalu lama menunda penerapan teknologi untuk mendukung kualitas pertandingan. Apalagi, selama ini sepak bola Indonesia memang minim sentuhan teknologi. Termasuk VAR. Inovasi yang sudah lama diterapkan seperti
vanishing spray dan papan pergantian elektronik saja masih menjadi pemandangan langka di kompetisi kita.
Padahal, liga-liga di negara tetangga sudah akrab dengan sentuhan teknologi. Thailand dan Vietnam bahkan sudah mengaplikasikan teknologi VAR di kompetisi kasta tertinggi mereka. Biaya yang dikeluarkan untuk mendatangkan teknologi itu memang sangat besar. Namun, manfaat yang diperoleh dari penerapan teknologi tersebut jauh lebih besar. Setidaknya, kualitas liga meningkat dan keputusan-keputusan janggal yang kerap memicu kerusuhan bisa diminimalkan.
Dan, PSSI tak perlu jauh-jauh melakukan ke Thailand atau Vietnam untuk belajar soal operasional VAR. Sebab, liga amatir di Bandung saja sudah menggunakan VAR.