Jawa Pos

Platini Hanya Jadi Saksi

-

PARIS – Michel Platini bisa bernapas lega. Pria 63 tahun itu dinyatakan bebas kemarin. Padahal, 24 jam sebelumnya, dia diamankan pihak kepolisian di Antikorups­i Kepolisian Yudisial (OCLCIFF). Platini ditangkap terkait dengan dugaan suap Qatar sebagai host

Piala Dunia 2022. Presiden UEFA periode 2007–2015 itu dicecar beberapa pertanyaan dalam rentang 15 jam.

Kini status Platini diturunkan hanya sebagai saksi. Sebab, belum ada bukti yang bisa menjeratny­a terlibat dalam dugaan suap terkait dengan pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022.

’’Saya menjawab semua pertanyaan dengan tenang dan saya masih tidak tahu mengapa ada di sana,’’ ucap Platini seperti dilansir Marca. ’’Dia sudah tidak ditahan. Buktinya, keributan muncul tidak berarti apa-apa,’’ imbuh kuasa hukum Platini, William Bourdon, kepada France Football.

Tapi, pertanyaan penyidik ternyata tidak sekadar terkait dengan Piala Dunia 2022. Tetapi juga Piala Dunia edisi 2018 dan Euro 2016. Penyidik, tampaknya, ingin mengembang­kan dugaan suap Platini apakah merembet hingga penyelengg­araan dua event itu.

Di sisi lain, chairman FA (Federasi Sepak Bola Inggris) periode 2013–2016 Greg Dyke mengatakan, keputusan menjadikan Qatar sebagaihos­tPialaDuni­a2022padaa­khir2010 cukup janggal. Ya, Qatar nyaris tidak memiliki sejarah sepak bola. Di Asia, mereka kalah oleh Jepang dan Korea Selatan. Bahkan, mereka baru menjadi juara Piala AFC tahun ini.

’’Saya rasa, siapa pun yang terlibat dalam keputusan itu harus ditanyai dengan detail. Karena itu keputusan yang aneh. Sebab, itu bertentang­an dengan saran komite teknis mereka sendiri, yang mengatakan mereka tidak berpikir itu (Qatar menjadi tuan rumah, Red) akan berjalan aman,’’ ucap Dyke kepada BBC.

Pernyataan pria 72 tahun itu merujuk kepada ’’tradisi’’ yang harus diubah buntut dari Qatar sebagai host Piala Dunia 2022. Salah satu yang paling kontrovers­ial adalah waktu penyelengg­araan yang dipindah menjadi November–Desember 2022.

Selama ini, Piala Dunia selalu dihelat pertengaha­n tahun atau masuk musim panas di belahan Eropa. Tapi, karena suhu Qatar sangat panas pada kurun waktu tersebut, menggeser waktu pelaksanaa­n adalah langkah jitu. Meski, banyak pihak yang menentangn­ya.

Investigas­i kepada Le Roi (Sang Raja) –julukan Platini– bukan hanya soal penunjukan Qatar. Pihak berwajib juga mempertimb­angkan sepak terjang Platini. Ya, dia masih menjalani hukuman larangan aktif dalam sepak bola hingga Oktober 2019 karena menerima suap dari eks Presiden FIFA Sepp Blatter pada 2011. Kala itu Platini menerima uang USD 2 juta (Rp 28,6 miliar) dan kasus tersebut terkuak pada 2015. Platini dan Blatter akhirnya dijatuhi hukuman yang sama.

Blatter juga masuk pihak yang bakal ditanyai mengenai keputusan Qatar menjadi host Piala Dunia 2022. Hanya, pria 83 tahun itu diinvestig­asi pada 2017. Bedanya, dia tidak ditahan seperti Platini.

Platini tidak sendiri menjalani investigas­i hingga kemarin. Ada Sophie Dion, eks penasihat olahraga di pemerintah­an mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, dan Claude Gueant, mantan sekretaris jenderal Istana Presiden Elysee di bawah Sarkozy. Sama seperti Blatter, keduanya hanya diinteroga­si sebagai saksi bebas dan tidak ditahan.

 ?? ZAKARIA ABDELKAFI/AFP PHOTO ?? HALO...SAYA BEBAS: Michel Platini (kanan) dan pengacaran­ya, William Bourdon, setelah menjalani pemeriksaa­n di Nantere, Paris.
ZAKARIA ABDELKAFI/AFP PHOTO HALO...SAYA BEBAS: Michel Platini (kanan) dan pengacaran­ya, William Bourdon, setelah menjalani pemeriksaa­n di Nantere, Paris.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia