Jurnal Cantik untuk Self-healing
Proses Menulis dan Menghias Jadi Terapi saat Resah
SURABAYA – Self-healing atau menyembuhkan diri sendiri bisa dilakukan dengan membuat jurnal harian. Misalnya, yang dilakukan Gevita Chrismadwi. Setiap kali merasa resah, dia menulis. Bukan dengan tulisan huruf balok biasa, melainkan tulisan tegak bersambung atau lebih mengutamakan seni lettering. Lantas, tulisan itu dipercantik dengan berbagai ornamen.
”Biasanya saya menulis gratitude journal. Menuliskan hal-hal tentang rasa syukur setiap hari,” tutur perempuan 35 tahun itu. Setiap kali ada masalah yang menghadang, Vita menuliskannya dari sisi positif. Hal itu membuat Vita tenang. Dia juga sering membuka tulisan lama agar lebih bersyukur.
Kadang dia juga menuliskan unekunek ke jurnal bila tidak bisa bercerita kepada orang lain. ”Catatan harian dapat berperan sebagai terapis atau sahabat yang memberi ruang untuk mengekspresikan diri,” paparnya.
Misalnya, hal yang mengganggu di pikirannya saat ini. Yakni, keinginannya memiliki anak yang belum terkabul. ”Saya menikah sudah dari 2012, sampai sekarang belum dikaruniai anak,” tuturnya. Waktu yang lama untuk mendapatkan anak tersebut membuat Vita resah. Apalagi, orang lain di sekitarnya sudah sering menanyakan hal tersebut. ”Kalau lihat orang lain punya anak atau lagi gendong anak, saya semakin resah dan sedih,” kenangnya.
Vita mengatakan jarang menceritakan masalah tersebut kepada suaminya. ”Karena saya juga sungkan kalau sering cerita tentang unek-unek itu, apalagi
nggak enak kalau sampai nangis-nangis di depan dia,” paparnya. Karena itu, dia menuangkannya dalam jurnal. ”Kalau saya sudah nulis, bisa sampai nangis. Menulis jurnal ini juga bisa menjadi pilihan bagi orang-orang introver,” lanjutnya.
Agar jurnalnya terlihat lebih cantik, lulusan Universitas Siliwangi Tasikmalaya tersebut menempelkan bahan-bahan bekas. Misalnya, kertas kado habis pakai, kardus sepatu, prangko, sobekan halaman buku bekas, dan kertas kalkir. Sebagai ornamen pendukungnya, dia menggunakan kertas kue bekas, bunga atau daun kering,
wax seal, stiker, renda, bulu sintetis, dan stempel. Tema yang sering dia gunakan adalah vintage.
”Selain itu, saya menggunakan bendabenda memorable, seperti tiket, foto polaroid, atau apa pun yang berkesan,” katanya. Peralatan yang diperlukan selain buku jurnal adalah gunting dan lem. Karena bersifat kreasi, tidak ada batasan dalam isi jurnal. ”Tinggal tulis, gambar, dan tempel sesuka hati. Kadang saya memotong kertas langsung disobek, tidak menggunakan gunting. Biar lebih artsy,”
ujar dia, lantas tertawa.