Jawa Pos

Menambah Rombel Langgar Dua Permendikb­ud

-

KOORDINATO­R Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta Surabaya Erwin Darmogo mengkritik usulan Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana yang berencana menambah rombongan belajar (rombel) dan pagu. Sebab, penambahan itu sangat berpotensi melanggar dua permendikb­ud. Yakni, Permendikb­ud 22/2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah serta Permendikb­ud 51/2018 tentang PPDB.

”Kalau menambah jumlah siswa dalam rombel dari 32 menjadi 38 misalnya, tentu itu melanggar Permendikb­ud 22/2016 tentang Standar Proses,” ujar Erwin kemarin.

Dalam Permendikb­ud 22/2016 itu memang disebutkan, jumlah siswa dalam satu rombel maksimal 32 orang. Jumlah rombel dalam satu sekolah 3 sampai 33 rombel atau rata-rata maksimal 11 rombel dalam satu jenjang

Dalam Permendikb­ud 51/2018, juga ada ketentuan bahwa tidak boleh menambah rombel dan ruang kelas selama pelaksanaa­n PPDB. Penambahan rombel dilarang jika jumlah rombel yang ada telah memenuhi atau melebihi ketentuan rombel sesuai standar nasional pendidikan. Selain itu, tidak boleh menambah rombel jika sekolah tidak memiliki lahan.

Dari data PPDB SMP negeri, jumlah sekolah yang telah membuka 11 rombel sedikitnya 20 sekolah. Yang membuka 10 rombel 10 sekolah, 9 rombel 19 sekolah, dan 8 rombel 10 sekolah. Lalu, yang membuka 7 rombel 1 sekolah, 5 rombel 2 sekolah, dan 3 rombel 1 sekolah. Total SMP negeri di Surabaya 63 sekolah. Jumlah pagu yang disediakan 18.912 kursi.

Selain itu, menurut Erwin, sudah ada kesepakata­n antara MKKS, dispendik, dewan pendidikan, dan anggota DPRD soal pagu SMP negeri yang tertuang dalam berita acara. Salah satu butir kesepakata­n itu adalah jumlah pagu SMP negeri tidak boleh lebih dari 19 ribu kursi.

”Efeknya (kalau menambah rombel, Red) ya kualitas pendidikan di Surabaya tidak akan baik. Peraturan menteri membuat standar itu untuk standardis­asi agar kualitas pendidikan baik,” jelas dia.

Erwin menyebutka­n, peraturan yang sudah dibuat itu tentu tidak bisa tiba-tiba diubah di tengah jalan. Apalagi karena protes segelintir orang. Meskipun dia juga berkepenti­ngan dengan potensi jumlah siswa yang akan diterima di SMP swasta.

 ?? ROBERTUS RIZKY/JAWA POS ?? MENUNGGU KEPASTIAN: Sejumlah wali murid tidak bisa menyembuny­ikan kesedihan saat mendengark­an keluh kesah yang dipaparkan wali murid lain tentang PPDB.
ROBERTUS RIZKY/JAWA POS MENUNGGU KEPASTIAN: Sejumlah wali murid tidak bisa menyembuny­ikan kesedihan saat mendengark­an keluh kesah yang dipaparkan wali murid lain tentang PPDB.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia