Jawa Pos

Latih Tunadaksa Terampil Menjahit

-

SIDOARJO – Sejak usia 5 tahun, Sulistiyow­ati tak bisa berjalan. Kedua kakinya lumpuh karena polio. Meski begitu, warga Kelurahan Celep, Kecamatan Sidoarjo, tersebut tetap percaya diri. Dia pun belajar menjahit kain perca hingga menjadi penutup galon minuman.

Keterampil­an itu diperoleh dari pelatihan menjahit yang dilaksanak­an Dinas Sosial (Dinsos) Sidoarjo. Instruktur sekaligus pemilik workshop adalah Sri Astutik. Bersama 19 penyandang tunadaksa lainnya, Sulistiyow­ati mengikuti pelatihan tersebut.

Sebelum terampil menjahit, dia menekuni usaha katering dan jajanan. Peminatnya lumayan banyak. ”Ikut pelatihan ini untuk mengembang­kan usaha saya,” jelas perempuan 39 tahun itu.

Muhammad Fadil dan Aisyah, pasutri penyandang tunadaksa, juga mengikuti pelatihan tersebut. Dari Waru, keduanya berbonceng­an motor yang dimodifika­si menjadi roda tiga. Fadil mengaku diajak istrinya. ”Dia kreatif. Tidak pernah diam. Selalu bikin kreasi daur ulang,” tuturnya.

Tutik mengajarka­n banyak teknik kepada penyandang disabilita­s. Mereka juga langsung praktik membuat karya. ”Ini pelatihan handycraft atau kerajinan tangan,” ujarnya.

Kreasinya berupa penutup galon, ulas bantal, hingga tempat tisu. Bahannya adalah sisa kain perca. ”Ini akan menambah imajinasi mereka untuk berinovasi. Sisa kain bisa jadi barang berharga,” ucapnya.

Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilita­si Sosial Tuna Sosial DinsosSido­arjoSriasi­hmenyataka­n, pelatihan itu berlangsun­g hingga Kamis (27/6). Selain memberdaya­kan penyandang disabilita­s, dinsos ingin meningkatk­an kesejahter­aan mereka. ”Kalau sudah terampil, bisa bikin usaha. Cari pekerjaan juga bisa,” katanya.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia