Instalasi Manusia Modern dan Kendali Diri
SURABAYA – Sebuah kuda lumping yang disambungkan dengan traktor manual kecil diletakkan di tengah ruang Galeri Prabangkara kemarin (20/6). Traktor tersebut tidak digunakan untuk membajak sawah. Hiasan payung emas dan untaian melati memperindah tampilannya. Ya, benda itu adalah instalasi bernama Kendali Sodo. Instalasi sepanjang lebih dari 2 meter tersebut merupakan salah satu karya seniman asal Kediri Saifuddin.
Kendali Sodo lahir dari kegelisahan Pupud –sapaan akrab Saifuddin– tentang manusia modern dan pengendalian diri yang semakin rentan. ”Sekarang makin banyak orang yang mudah marah, sumbu pendek,” tuturnya.
Pupud berusaha mengajak penikmat karyanya untuk kembali menilik warisan tradisi yang ada. Mulai kuda lumping dari sisi pertunjukan budaya hingga traktor manual yang merupakan alat untuk bekerja dalam budaya masa lalu.
Kuda lumping lekat dengan filosofi kerja keras, pemberani, dan pantang menyerah, tapi tetap berserah pada kekuatan yang lebih besar daripada manusia. ”Alat traktor ini juga sudah dirancang nenek moyang sebaik-baiknya lho agar penerusnya belajar dan berusaha,” jelasnya.
Pupud bukan satu-satunya seniman yang unjuk gigi dalam pameran bertajuk Janur Gunung itu. Deretan lukisan memenuhi tiga ruang pamer di kawasan Genteng Kali tersebut. Ari Berta Galung, misalnya. Pria 33 tahun itu menampilkan lukisan realis berjudul The Clown yang menggambarkan seorang perempuan dengan cat tubuh di wajah dan tangannya. ”Lukisan ini terinspirasi fenomena akun anonim di media sosial. Yang membuat siapa saja bisa berpendapat tanpa menunjukkan jati dirinya,” ujarnya.
Pameran Janur Gunung digagas Komunitas Perupa Kediri sebagai ajang perkenalan mereka ke masyarakat Surabaya. Janur Gunung diambil dari frasa bahasa Jawa yang dapat diartikan ”di luar kebiasaan”. Pameran itu disiapkan sejak September 2018.