Mulai Persoalkan Dana Saksi Partai Golkar
JAKARTA, Jawa Pos – Bambang Soesatyo mulai melancarkan kritik keras terhadap kepengurusan Airlangga Hartarto. Di antaranya, soal dana saksi pada Pemilu 2019 dan dana pembinaan bagi dewan pengurus daerah (DPD). Kubu Airlangga langsung menuding isu itu sengaja diembuskan hanya untuk kepentingan politik.
Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, menyatakan, dana saksi pemilu mutlak diperlukan agar perolehan suara Partai Golkar di tiap tempat pemungutan suara (TPS) tetap terjaga. Menurut dia, belum pernah dalam sejarah Golkar pengadaan dana saksi pemilu amburadul seperti Pemilu 2019. Dana saksi tidak turun sama sekali di beberapa daerah.
’’Kalaupun ada yang turun, pemilu sudah selesai,’’ kata dia. Karena itu, tidak sedikit ketua-ketua daerah yang pontang-panting mencari pinjaman. ’’Bahkan, ada yang terpaksa jual rumah dan mobil untuk menutup uang saksi yang semula dijanjikan oleh DPP,’’ ujarnya kemarin (21/7).
Mantan bendahara umum Partai Golkar itu mengatakan, persoalan kurangnya dana saksi pada pemilu lalu tidak boleh terulang. Minimnya dana saksi yang diberikan DPP ke daerah mengakibatkan banyak TPS yang tidak diisi saksi dari Partai Golkar.
Padahal, kata dia, fungsi saksi partai sangat penting. Merekalah garda partai terdepan dalam mengawasi kecurangan pemilu dan mengawal suara perolehan partai di daerah masing-masing. ’’Saya tidak ikhlas melihat pengurus daerah dikambinghitamkan akibat turunnya suara Partai Golkar karena tidak bisa mengatur saksi di daerah,’’ tegas ketua DPR tersebut.
Selain dana saksi, dia mempersoalkan dana pembinaan daerah. Menurut legislator asal Jawa Tengah itu, sebelum kepengurusan Airlangga, dana pembinaan partai rutin diberikan. Sayang, saat ini pemberian dana bantuan dari DPP ke DPD Partai Golkar jauh dari harapan. ’’Saya tidak ingin lagi melihat pengurus daerah terlilit utang atau sampai menguras harta kekayaan untuk menggerakkan mesin partai akibat tidak adanya bantuan dana dari pusat,’’ ucap dia.
Pada bagian lain, Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily membantah tudingan bahwa dana saksi pemilu Partai Golkar amburadul. Dia sangat menyayangkan sikap Bambang Soesatyo yang menyampaikan persoalan dana saksi partai ke ranah publik. Seharusnya hal tersebut dapat dibicarakan secara internal.
Ace juga mempertanyakan apakah tidak ada isu lain untuk mengkritik kepemimpinan Airlangga Hartarto selain menyampaikan persoalan internal ke publik. Menurut dia, Bamsoet juga menjadi bagian dari DPP Partai Golkar yang seharusnya dapat memperbaiki kekurangan tersebut kalau memang hal itu dinilai kurang optimal.
’’Tapi, di sinilah seseorang itu diuji kearifannya sebagai seorang pemimpin,’’ terangnya. Ace menyatakan, dirinya melihat sendiri dana saksi didistribusikan langsung kepada seluruh DPD Partai Golkar kabupaten/kota. Bahkan, ada sistem teknologi informasi dengan nama Golkar Saksiku.