Jawa Pos

APA LAGI YANG DIEVALUASI?

-

SURABAYA, Jawa Pos – Janji evaluasi setelah pertanding­an selalu dilontarka­n Djadjang Nurdjaman. Namun, hasil dari evaluasi itu tak pernah sesuai dengan harapan. Termasuk, saat Persebaya Surabaya menjamu

PS Tira Persikabo di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, tadi malam. Lagi-lagi,

Green Force –julukan Persebaya– gagal memaksimal­kan keuntungan laga kandang. Ruben Sanadi dkk dipaksa bermain imbang 1-1 (1-0).

Hasil itu membuat Persebaya gagal memperbaik­i posisi di klasemen sementara. Sebaliknya, sukses menahan Persebaya di GBT semakin mengukuhka­n posisi Tira Persikabo di puncak klasemen. Tim asuhan Rahmad Darmawan itu juga memperpanj­ang catatan tak terkalahka­n dalam sepuluh laga di Liga 1.

Kapten Persebaya Ruben Sanadi tampak kecewa. Bahkan, dia sampai tak kuasa untuk menyampaik­an permintaan maaf kepada Bonek. ”Kami selalu minta maaf jika meraih hasil kurang bagus. Tapi, kali ini maaf saja saya rasa tidak cukup. Kami akan terus berjuang karena perjalanan masih panjang,” kata pemain 32 tahun itu.

Meski meraih hasil imbang, Green Force sejatinya punya peluang menutup laga dengan kemenangan. Sebab, Persebaya memiliki banyak peluang. Salah satunya tendangan Amido Balde yang tinggal berhadapan dengan kiper Angga Saputra. Tapi, malah membentur mistar. Penyelesai­an akhir yang kurang oke itulah yang membuat Djadjang Nurdjaman kecewa.

”Finishing ini jadi kekurangan kami yang mencolok. Banyak peluang, tapi tidak ada gol tambahan,” keluh pelatih yang akrab disapa Djanur itu.

Ruben juga merasa gemas dengan penyelesai­an akhir yang kurang oke. Apalagi, secara permainan, Persebaya lebih mendominas­i. ”Sebagai pemain belakang, saya lihat ada kekurangan dalam penyelesai­an akhir. Tapi, kami sudah bekerja keras,” ujar mantan pemain Persipura Jayapura itu.

Persebaya sebetulnya sudah melakukan banyak perubahan tadi malam. Perubahan paling drastis terlihat di lini tengah. Pelatih Djadjang mengubah Rachmat Irianto dari posisi aslinya sebagai bek tengah menjadi gelandang bertahan. Lalu, trio lini depan diisi Rendi Irwan, Amido Balde, dan Irfan Jaya.

Perubahan itu sempat terlihat menjanjika­n ketika Rian –sapaan Rachmat Irianto– mencetak gol lewat tendangan jarak jauh di pengujung babak pertama. Namun, seperti laga-laga sebelumnya, rapuhnya koordinasi lini pertahanan membuat kemenangan yang sudah di depan mata sirna. Wawan Febrianto berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-64 melalui skema serangan balik. RD –sapaan Rahmad Darmawan– menyebut anak asuhnya memang bermain lebih efektif. ”Dalam laga ini kami sulit sekali menyamakan kedudukan. Makanya, saya apresiasi anak-anak yang sudah bekerja sangat keras,” papar RD.

Tira Persikabo bisa saja menyamai rekor yang dipegang Persipura Jayapura. Pada musim 2010–2011, Mutiara Hitam sempat tak terkalahka­n dalam 13 laga pembuka. Artinya, tim berjuluk The Army ini hanya butuh tiga laga lagi untuk menyamai rekor Persipura. Namun, RD tak memikirkan soal rekor. ”Kami hanya minta pemain menjaga fokus. Karena dengan fokus itulah, kami masih belum terkalahka­n sampai saat ini,” ungkap RD.

Sementara itu, begitu laga usai, pemain Persebaya langsung menuju tengah lapangan. Mereka menunggu Bonek menyanyika­n Song for

Pride. Sayang, saat alunan musik menggema, Bonek memilih diam. Itu adalah bentuk kekecewaan Bonek terhadap performa tim kesayangan­nya.

 ?? ANGGER BONDAN/JAWA POS ?? KURANG GARANG: Ekspresi kekecewaan Amido Balde setelah gagal memaksimal­kan peluang ke gawang Tira Persikabo tadi malam.
ANGGER BONDAN/JAWA POS KURANG GARANG: Ekspresi kekecewaan Amido Balde setelah gagal memaksimal­kan peluang ke gawang Tira Persikabo tadi malam.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia