Lampu Mati Ganggu Konsentrasi
STADION Gelora Bung Tomo (GBT) mendadak gelap gulita pada menit ke67. Penerangan cahaya di tribun timur tiba-tiba mati. Pemain Persebaya Surabaya dan Tira Persikabo sontak kaget. Mereka pun menepi untuk menghentikan permainan.
Sementara itu, Bonek yang berada di GBT tak tinggal diam. Mereka langsung menyalakan lampu dari smartphone. Tribun stadion pun menyala karena aksi tersebut. Tapi, hal itu tak lantas membuat laga dilanjutkan. Sebab, penerangan tetap saja temaram.
Bonek lantas menyanyikan chant. Yel-yel ’’dispora sabotase’’ terdengar nyaring. Chant itu seolah menyindir Dispora Surabaya selaku pengelola stadion berkapasitas 50 ribu penonton tersebut. ’’Kami juga kaget. Biasanya
nggak pernah seperti ini. Kami tidak tahu (penyebabnya) karena posisi kami hanya penyewa,’’ kata Ram Surahman, sekretaris Persebaya.
Untung, lampu kembali menyala 14 menit berselang. Laga pun dilanjutkan. Namun, kejadian itu tetap saja membuat konsentrasi pemain terganggu. Apalagi, sebelum lampu mati, kedua tim tengah bermain dengan tempo tinggi. Terutama setelah Wawan Febrianto mencetak gol penyeimbang pada menit ke-64.
Kapten Ruben Sanadi merasakan betul gangguan itu. Menurut dia, kejadian tersebut telah merusak tempo permainan. ’’Memang sedikit mengganggu (konsentrasi). Tapi, itu tak mau saya jadikan alasan. Tim lawan memang tampil bagus juga,’’ ujar mantan pemain Persipura Jayapura itu.
Pelatih Tira Persikabo Rahmad Darmawan senada dengan Ruben. Dia kaget, tapi memaklumi hal itu. ’’Kejadian tak terduga kan bisa terjadi kapan saja. Jadi, kami harus siap,’’ ucapnya. ’’Tak ada yang untung atau rugi dengan mati lampu. Sebab, kedua tim merasakan hal serupa,’’ tambahnya.