Medali Bisa Digeser dan Jadi Frame Foto
Konsep Berbeda dari Medali Submar 2019
SURABAYA, Jawa Pos – Setiap tahun Surabaya Marathon (submar) menawarkan konsep lari yang berbeda. Tahun ini panitia penyelenggara mengusung tema Green and Clean dengan Taman Bungkul sebagai ikon utama yang ditampilkan. Konsep tersebut juga diimplementasikan pada medali yang akan didapat para runners.
Corak bunga-bunga terpampang jelas dalam contoh medali yang disampaikan kepada Jawa Pos. Selain itu, patung ikonik monumen Jalesveva Jayamahe serta patung Sura-Baya (hiu dan buaya) turut disertakan di bagian kanan dan kiri medali.
Bukan hanya itu, bentuk medali juga berubah dibandingkan medali 2018. Jika pada 2018 medali bisa diputar, tahun ini salah satu hiasan pada medali yang berupa deretan pelari bisa digeser. Lucu. Widiarti Yuwono, desainer medali dua edisi Surabaya Marathon 2018-2019, mengatakan bahwa konsep sepenuhnya mengakomodasi masukan seluruh panitia. ’’Konsep awalnya, kami dapat saran dan masukan dari Ibu Risma (Wali Kota Tri Rismaharini, Red) yang ingin mengangkat penghijauan,’’ kata Ding, sapaan Widiarti. Rute pelari juga disiapkan melewati sejumlah taman di Surabaya yang keasriannya masih terjaga.
Mengenai medali yang bisa jadi frame foto mungil hasil race juga dipikirkan dengan matang. ’’Saya sadar pelari itu setelah finis, pertama kali bikin foto dengan medali. Kalau bisa digabungkan kan sangat bagus, itu semangatnya,’’ ujar Ding yang juga seorang pelari.
Ketua Panitia Surabaya Marathon 2019 Fransisca M. Budiman berupaya memberikan hal baru pada edisi kali ini. Peserta nanti bisa memanfaatkan layanan booth foto setelah finis.
’’Misinya biar pelari juga bisa mendapatkan sesuatu yang berbeda dari ajang serupa lain,’’ kata Sisca. Di sisi lain, uji coba rute juga sudah diadakan panpel Jumat (19/7). Meski ada sedikit perubahan,panpelbertekadmemberikan kenyamanan dan keamanan buat para peserta.