Berterima Kasih kepada Semesta
SURABAYA, Jawa Pos – Kemeriahan terlihat di Jalan Tidar kemarin (21/7). Seluruh warga RW 7, Kelurahan Tembok Dukuh, Bubutan, tumplek bleg di jalan untuk memeriahkan sedekah bumi. Yang paling ditunggu adalah acara puncaknya. Yakni, berebut isi gunungan buah dan uang.
Warga mulai berdatangan pukul 06.30. Sebagian dari mereka yang terlibat kepanitiaan sibuk menyiapkan acara. Terutama ibu-ibu. Ada yang membungkus buah, mengurus jajanan, atau membagikan nasi kotak kepada para undangan. ’’Monggo, Pak,’’ kata seorang ibu, mempersilakan tamu yang datang.
Beberapa warga lain juga membantu mempersiapkan acara arakarakan. Setidaknya ada sepuluh becak yang disiapkan untuk membawa tumpeng dari tiap RT. Becakbecak itu juga dihias agar terlihat lebih meriah.
Arak-arakan dimulai sekitar pukul 08.00. Penari reog Ponorogo berada di barisan depan untuk memimpin arak-arakan. Disusul pembawa payung, pembawa bendera, dan ibu-ibu PKK di RW 7, Kelurahan Tembok Dukuh.
Mereka melewati Jalan Tidar, Jalan Patua, Jalan Kalibutuh, lalu kembali ke Jalan Tidar. Total waktu yang dibutuhkan hanya 30 menit. Di sana sudah banyak warga yang menunggu. Sebab, di Jalan Tidar itulah puncak acara arak-arakan berlangsung. Warga akan berebut gunungan buah, uang, dan jajanan setelah didoakan. Tumpeng yang diarak itu juga dibagikan.
Ketua RW 7 Moh. Zuhri menjelaskan, sedekah bumi diadakan setiap tahun di wilayahnya. Tujuannya, mensyukuri pemberian Tuhan kepada warga RW 7, Kelurahan Tembok Dukuh. ’’Juga untuk mempererat kebersamaan warga di sini,’’ ujarnya.
Banyak rangkaian acara selama berlangsungnya sedekah bumi dalam empat hari terakhir. Di antaranya, pengajian akbar, tahlilan di pesarean Raden Ayu Pandan Sari, dan arak-arakan. ’’Ini juga jadi upaya kami untuk melestarikan budaya di tengah kota metropolitan seperti Surabaya,’’ tambah Zuhri.