Jawa Pos

Armada Tersisa 10, Penumpang Mengeluh

-

SIDOARJO, Jawa Pos – Sudah setengah jam Angga Triawan menunggu bus rapid transit (BRT) di halte Pondok Mutiara. Namun, angkutan umum itu tidak kunjung datang. Jam tangan ditengok berkali-kali. Bus yang ditunggu belum juga muncul. ’’Saya harus segera ke terminal. Hari ini sudah janji pulang ke Malang,’’ ucap Angga.

Listianto juga kesal. Dia hendak ke rumah saudara di Surabaya. Mengantar paket titipan. Listianto memilih naik BRT agar leluasa membawa barang. Selain itu, lebih cepat sampai karena lewat jalan tol. ’’Ternyata malah lama,’’ katanya.

Untung, 30 menit kemudian muncul bus DAMRI. Itu bukan BRT. Karena lelah menunggu, Angga naik bus tersebut. ’’Daripada lama. Biasanya nggak selama ini,’’ ucapnya, lalu naik ke bus. Setelah 15 menit berlalu, BRT baru tiba di halte. Bus tidak penuh. Listianto bergegas naik.

Kondisi halte-halte BRT tampak sepi. Misalnya, halte Sun City. Hanya ada satu penumpang yang menunggu. ’’Lebih dari setengah jam saya nunggu,’’ jelas Irvan Syaputra.

Mengapa BRT begitu lama tiba? Kabid Angkutan Dinas Perhubunga­n (Dishub) Sidoarjo Edy Sutiono mengungkap­kan, jumlah BRT sudah berkurang. Karena itu, datangnya pun lama. PT DAMRI memang menyusutka­n jumlah kendaraan dari 60 sekarang tinggal 6–10 bus. ’’Bergantung fluktuasi jumlah penumpang,’’ jelasnya.

Dampaknya, penumpang mengeluh. Sebulan terakhir keluhan datang bertubi-tubi ke dishub. ’’Lebaran lalu banyak yang tanya BRT kok tambah lama,’’ tuturnya.

Menurut Edi, operasiona­l BRT membutuhka­n dana besar. Tidak sesuai dengan pendapatan dari karcis penumpang. Sebab, setiap hari rata-rata penumpang satu bus hanya 30 orang. Padahal, kapasitas bus mencapai 60 orang.

Sejak beroperasi pada 2015, BRT kekurangan penumpang. Penyebabny­a beragam. Pertama, harga tiket per perjalanan Rp 5 ribu. Itu dinilai lebih tinggi dibandingk­an angkutan umum lain.

Kedua, jumlah halte BRT terbatas. Total ada 16 halte. BRT belum bisa menjangkau seluruh wilayah Sidoarjo. Edi berharap jumlah armada BRT kembali normal. ’’Solusinya harus ada subsidi dari pemerintah atau provinsi,’’ jelasnya.

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? LEBIH LAMA: Penumpang bus rapid transit (BRT) naik dan turun di Halte Jalan Pahlawan, Kota Sidoarjo.
BOY SLAMET/JAWA POS LEBIH LAMA: Penumpang bus rapid transit (BRT) naik dan turun di Halte Jalan Pahlawan, Kota Sidoarjo.
 ?? GRAFIS: ERRIE/JAWA POS ??
GRAFIS: ERRIE/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia