Jawa Pos

Kejahatan Siber Bayangi Aktivitas Anak

Perkembang­an teknologi memiliki potensi ancaman bagi tumbuh kembang anak. Salah satunya, kejahatan siber yang menyasar anak-anak. Literasi digital atau pendidikan dalam menggunaka­n media sosial penting. Berikut obrolan wartawan dengan Wakil Direktur Tinda

-

Wancoko

Jawa Pos

Ilham Kejahatan siber yang menyasar anak masih terjadi?

Yang paling baru diungkap, napi menggunaka­n akun palsu seakan-akan guru. Dia memperdaya atau grooming terhadap anak-anak sekolah. Napi ingin mendapatka­n foto dan video anak-anak

Kejahatan siber dengan target anak bisa jadi tindak pidana yang belakangan tren. Bagaimana cara mencegah anak menjadi korban kejahatan siber?

Itu merupakan peran orang tua. Dittipid Siber memiliki tip dan triknya. Yakni, kontrol gadget anak, empati tumbuhkan kedekatan emosional, tahan emosi saat mendengar cerita pahit, amankan foto atau video percakapan dengan orang lain, password gadget dan privat akun medsos, edukasi di rumah tentang internet, dan lapor patroli siber. Kalau disingkat, KETAPEL.

Mengapa perlu tahan emosi saat mendengar cerita pahit?

Itu berdasar pengalaman menangani kasus kekerasan terhadap anak. Orang tua terkadang emosi dan memarahi anak saat mendengar bahwa terjadi kekerasan, terutama seksual. Hal tersebut justru membuat anak diam dan tidak mau membicarak­annya. Padahal, seharusnya polisi bisa mendapatka­n keterangan yang banyak dari sang anak. Tapi, anak malah ketakutan sama orang tuanya.

Bagaimana cara agar data identitas dan foto tidak digunakan oleh penjahat yang menyasar anak?

Sebaiknya bikin akun media sosial menjadi privat. Sehingga foto dan identitas tidak digunakan untuk membuat akun palsu oleh penjahat. Itu salah satunya.

Setelah penegakan hukum, bagaimana anak yang menjadi korban?

Kalau dari kasus napi mengaku guru, anak yang menjadi korban diidentifi­kasi. Tujuannya, bisa dilakukan konseling agar psikologis­nya sembuh. Anak yang jadi korban perlu semacam rehabilita­si agar kondisi psikologis­nya tidak terpengaru­h. Ini lebih baik daripada anak yang menjadi korban tersebut dibiarkan begitu saja tanpa konseling.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia