Jawa Pos

Karena Masa Depan Harus Disiapkan sejak Dini

-

Menyadari usia bermain sepak bola tidak lama, banyak pesepak bola yang membangun usaha menjelang gantung sepatu. Asnawi Mangkualam Bahar menjalanka­n langkah berbeda. Begitu mendapat kontrak sebagai pemain profesiona­l, saat itu pula dia menanam investasi di luar sepak bola.

MIFTAKHUL F.S., Makassar

FIQIH Syali masih ingat betul peristiwa tiga tahun lalu tersebut. Ketika itu, Asnawi memberikan gaji pertamanya di PSM Makassar kepada keluargany­a. Maksudnya tentu saja baik. Untuk menyenangk­an kedua orang tua dan saudaranya. Toh, Asnawi yang kala itu masih berusia 17 tahun juga belum benar-benar membutuhka­nnya.

Sebagai kakak, Fiqih pun senang dengan sikap adiknya tersebut. ”Tapi, saya berpikir, kalau seperti itu, uangnya akan habis. Saya usulkan agar uangnya diinvestas­ikan saja dalam bentuk usaha,” ungkap lakilaki 25 tahun tersebut.

Investasi itu bisa menjadi tabungan Asnawi untuk masa depan. Usul tersebut mendapat dukungan dari sang bunda, Fatmawati. ”Sepak bola jalan terus. Tapi, rencana masa depan harus dirancang sejak sekarang,” ujarnya. Fatmawati menyebut pengalaman yang menjadi alasannya.

Suaminya yang sekaligus ayah Asnawi, Bahar Muharram, dulu merupakan pemain sepak bola. Perjalanan Bahar jelas menegaskan bahwa usia pesepak bola tidak lama. Jika tidak ada persiapan untuk hari depan selepas bermain bola, nasib mantan pesepak bola bakal tak segemilang saat di lapangan. Kehidupan ekonominya bisa merosot jauh dibanding saat masih aktif bermain. Ada banyak cerita soal itu yang didengar dan dilihat pasangan Bahar-Fatmawati.

Karena itu, begitu anak pertamanya, Fiqih, mengusulka­n agar sang adik berinvesta­si sejak dini, dia langsung setuju. Asnawi pun mengikuti saran ibu dan kakaknya tersebut. ”Ini kan baik buat saya. Jadi, saya setuju. Dan pilihan pertama usahanya adalah menjual kaus,” ucap Asnawi.

Pemain 20 tahun itu membuat brand AMB. Brand tersebut mengambil inisial namanya, Asnawi Mangkualam Bahar. Awalnya membuat T-shirt dengan tulisan bertema sepak bola Indonesia, lalu ditambah dengan jaket dan syal. ”Kami memulainya dari kaus karena ini banyak disukai dan harganya jauh lebih terjangkau dibanding jersey,” terang Asnawi.

Ternyata produk AMB direspons positif pasar. ”Kami pun terus mengembang­kannya. Awalnya hanya jualan online. Kami lalu membuka distro di Makassar. Usaha ini kini sudah berusia tiga tahun,” jelasnya.

Jika PSM memainkan laga kandang, AMB juga membuka stan di Stadion Andi Mattalatta, Makassar. Tentu bukan Asnawi sendiri yang menjalanka­nnya. Pun begitu, urusan di distro dan lain-lain. Fiqih yang mengoperas­ikan AMB. Dan, usaha AMB tersebut sangat menjanjika­n. ”Karena itu, kami terus menjalanka­n usaha ini. Mudah-mudahan semakin berkembang,” sebut Asnawi.

Dan, investasi Asnawi untuk masa depannya setelah pensiun dari lapangan hijau kelak bukan hanya usaha penjualan T-shirt itu. Asnawi juga telah membangun ruko dan rumah kos-kosan. ”Adik juga telah membeli beberapa tanah. Itu semua untuk tabungan masa depannya,” ungkap Fiqih.

 ?? RIANA SETYAWAN/JAWA POS ?? MEMBUAHKAN HASIL: Asnawi Mangkualam Bahar dan kaus yang diproduksi­nya.
RIANA SETYAWAN/JAWA POS MEMBUAHKAN HASIL: Asnawi Mangkualam Bahar dan kaus yang diproduksi­nya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia