Tercemar Minyak, Ikan dan Udang Tambak Ludes
Pertamina Kerahkan 27 Kapal dan Penangkap Tumpahan Minyak
KARAWANG, Jawa Pos – Bau menyengat minyak mentah langsung tercium begitu menghampiri Pantai Betokmati, Karawang, Jawa Barat. Ceceran limbah minyak mentah di pantai yang masuk wilayah Desa Sungaibuntu, Kecamatan Pedes, tersebut diduga berasal dari kebocoran pengeboran sumur baru Pertamina di Blok Offshore North West Java (ONWJ).
Kepada Radar Karawang, Herman, 50, pemilik tambak seluas 4 hektare di pesisir pantai Dusun Singamanuk, Desa Sungaibuntu, menyatakan, ikan dan udang peliharaannya ludes tercemar limbah. Ikan bandeng, udang bago, dan udang peci yang baru seminggu diternak mati semua.
’’Modal awal itu sampai Rp 30 juta. Kalau sudah panen, hasilnya bisa sampai Rp 80 juta,’’ katanya kemarin (22/7).
Limbah serupa mengotori pula pantai di Desa Cemarajaya, Kecamatan Cibuaya, yang juga berada di Kabupaten Karawang. Ketua RT 02, RW 01, Cemarajaya 1, Endi Suhendi mengungkapkan, saat ini warga mulai membersihkan ceceran minyak agar tidak menimbulkan dampak yang lebih besar. ’’Ini baru pertama ikut kerja bersih-bersih limbah di pesisir. Dengan upah satu hari Rp 100 ribu,’’ ujarnya.
Insiden kebocoran minyak dan gas (migas) itu terjadi pada 12 Juli lalu di sekitar anjungan lepas pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ). Lokasinya sekitar 2 kilometer dari pantai utara Jawa, Karawang, Jawa Barat.
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) mengutamakan penanganan masalah lingkungan dalam menghadapi kebocoran gas yang menimbulkan gelembung udara di sumur YYA-1 ONWJ tersebut. Pertamina sudah berupaya mencegah kerusakan lingkungan dengan mengerahkan 27 kapal dan alat penangkap tumpahan minyak (oil boom) di perairan pantai utara Jawa, Karawang, Jawa Barat.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyampaikan, sejauh ini penggunaan oil boom dinilai cukup efektif sehingga sebarannya tidak meluas. ’’Yang masuk ke laut sudah (ada) langsung kami sapu dengan oil boom,’’ tuturnya.
Menurut dia, Pertamina terus melakukan penanganan gelembung gas di sumur pengembangan tersebut, termasuk mengantisipasi terjadinya hal yang lebih buruk.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyatakan, penanganan memang terus dilakukan guna mencegah pencemaran. ’’Menahan pencemaran, sama persiapan survei melaksanakan penutupan kebocoran, baru nanti mengembalikan anjungan,’’ ungkapnya.