Kesulitan Ekonomi, Anak-Anak Ditelantarkan
Kampung Anak Negeri Tangani Bocah yang Dipaksa Mengemis
SURABAYA, Jawa Pos – Sekotak mainan truk membuat FD, 8, semringah. Beberapa kali dia mencium kening ibunya, Eny Yulianti, yang sedang mendekapnya. Selama ini, Fikri dititipkan di UPTD Kampung Anak Negeri (KAN), Jalan Wonorejo Timur, setelah dijadikan pengamen jalanan oleh pamannya.
Kasus yang dialami FD ramai diperbincangkan akhir tahun lalu. Dia dibawa kabur dan ditelantarkan pamannya, R. Dia dipaksa menjadi pengamen di 19 kota berbeda.
Setiap uang yang didapatkan langsungmasukkekantongR.Selama tiga bulan, FD tidak hanya disuruh kerja paksa. Tapi, dia juga dianiaya. Bocahitudipukuldiareadadakarena menolak perintah pamannya.
Informasi yang diperoleh Jawa Pos, bukan hanya FD yang mengalami penelantaran. Bulan ini, ada 36 anak yang dititipkan di UPTD Kampung Anak Negeri (KAN). Sebagian besar merupakan anak telantar. Ada yang dititipkan orang tua, ada pula yang ditemukan orang lalu dibawa ke UPTD.
Peltumar Deny Jumara, pembina disiplin UPTD Kampung Anak Negeri, mengatakan bahwa persoalan yang dihadapi anak-anak itu bermacam-macam. Mulai perceraian orang tua, tidak terurus, hingga sengaja dititipkan karena keadaan ekonomi
J
”Untukmemulihkanmentalnya, kami ajak terus untuk beribadah dan berolahraga,” kata Deny. Dia menjelaskan, saat masuk, kondisi anak beragam. Banyak yang tidak terawat.Pakaiannyalusuhdankotor. Denymenambahkan,anak-anakitu sebenarnya punya potensi. Tinggal bagaimanamemotivasimereka.Sebab, sebagian anak mampu melakukan tugas dan beradaptasi secara baik.
Berdasar penelusuran Jawa Pos, kasus anak telantar tersebar di Surabaya. Di Semampir, tahun lalu tercatat ada 22 anak yang ditelantarkan. Itu didasarkan pada data pekerja sosial masyarakat (PSM) setempat. Sama dengan yang lainnya, persoalan ekonomi dan pendidikan orang tua menjadi penyebab adanya penelantaran tersebut.
Kondisi itu membuat trenyuh sebagian masyarakat. Salah satunya masyarakat Wonokusumo yang mendirikan Kelompok Pemantau Anak Wonokusumo (KPAW). Mereka terus melakukan pendampingan terhadap pendidikan anakanak di daerah itu.
Penelantaran juga terjadi di Kecamatan Sawahan. Kepala Seksi Kesejahteraan Kecamatan Sawahan Sukarno menjelaskan, penelantaran anak masih mendominasi persoalan anak di daerah tersebut. Itu juga dipengaruhi kondisi demografis penduduk. Misalnya, di daerah bekas lokalisasi Dolly.
Latarbelakangpenelantarananak diSawahanberagam.Namun,yang palingsering faktorekonomi.Biasanya, informasi anak telantar didapat dari pengaduan warga.”Untungsaja, masyarakat sini masih peduli dan dilaporkankepada kami,” lanjutnya.