Demo JIIPE sambil Bawa Sesaji
GRESIK, Jawa Pos – Warga yang tergabung dalam Forum Kota Gresik kemarin (22/7) kembali turun ke jalan. Mereka berunjuk rasa di depan kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Jalan Raya Manyar, Pantura. Dalam aksi tersebut, para peserta itu menuntut agar manajemen JIIPE menuntaskan beberapa persoalan. Mulai masalah lahan hingga keberadaan tenaga kerja lokal.
Aksi tersebut berlangsung pukul 12.30. Para demonstran berjalan kaki menuju ke depan kawasan JIIPE. Selain membawa spanduk bernada protes, puluhan pendemo menggelar aksi teatrikal sambil membawa kelapa, pisang, dupa, dan ayam. Tak ayal, aksi mereka itu menarik perhatian pengguna jalan. Bahkan, beberapa pengendara sempat memperlambat laju kendaraan untuk melihat aksi mereka.
Menurut A. Haris Faqih, koordinator aksi, dari hasil advokasi yang dilakukan sejauh ini, masih banyak keluhan dari masyarakat. Di antaranya, masalah tanah untuk JIIPE yang belum terbayar lunas. Karena itu, pihaknya menuntut pihak pengelola untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada. Masalah tenaga kerja juga menjadi sorotan.
”Kami ingin industrialiasi benar-benar membawa manfaat dan kesejahteraan, terutama untuk masyarakat Manyar dan sekitarnya,” ujar Haris.
Dia menjelaskan, sampai saat ini keberadaan pelabuhan internasional terpadu itu masih jauh dari ekspektasi awal. Salah satunya adalah sektor keterlibatan warga lokal. Menurut Haris, belum banyak masyarakat Gresik yang terlibat dalam kegiatan di kawasan tersebut. ”Padahal, seharusnya JIIPE bisa memberikan efek positif bagi masyarakat,” katanya.
Dia menegaskan, pihaknya akan terus melakukan pemantauan. Bahkan, mereka berencana mendirikan posko pengaduan publik. ”Nanti kami melakukan dialog dengan tokoh masyarakat, konsolidasi bersama dengan mahasiswa dan aktivis untuk bergerak bersama sampai persoalan tuntas,” tambahnya.
Sejatinya, perwakilan JIIPE sudah mengajak peserta aksi untuk berdialog bersama. Namun, mereka menolak.