Ingatkan Peran Kiai untuk Kota Delta
SIDOARJO, Jawa Pos – Kabupaten Sidoarjo diharapkan tetap menjadi kota santri. Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Sidoarjo Maskhun mengingatkan pentingnya peran kiai dalam perjalanan sejarah dan kemajuan Kota Delta mendatang.
’’Di sini tempatnya para muassis (pendiri, Red) pondok pesantren,’’ tuturnya kepada Jawa Pos kemarin (22/7).
Di Kabupaten Sidoarjo banyak berdiri pondok pesantren beserta situs bersejarahnya. Mayoritas penduduknya beragama Islam dan kebanyakan NU. Untuk kemajuan Sidoarjo, lanjut Maskhun, peran tokoh agama sangat diperlukan. Salah satunya ulama NU sebagai perekat seluruh elemen masyarakat.
Dalam konteks politik ke depan, sosok pemimpin harus mampu menjadi uswatun hasanah atau contoh teladan bagi masyarakat. ’’Layaknya Baginda Rasulullah Muhammad SAW,’’ tuturnya.
Selain kapabilitas dan kredibilitas, figurnya harus amanah. Tepercaya. Segala yang dilakukan tuntas dan dapat dipertanggungjawabkan. Janji-janjinya tidak boleh diingkari. Sekali ingkar atau tidak terlaksana, masyarakat sulit percaya lagi. ’’Omongan harus sesuai dengan perbuatan,’’ katanya.
Selain itu, pemimpin Sidoarjo harus fatanah. Harus cerdas, mampu menyiarkan segala hal dengan benar (tablig), dan jujur (siddiq). Empat sifat tersebut merupakan milik Nabi Muhammad SAW. ’’Jika diakumulasi dalam diri seseorang, insya Allah kepemimpinannya bagus. Sidoarjo bakal berkembang,’’ tuturnya.
Haruskah calon pemimpin Sidoarjo dari NU? Maskhun menjelaskan, dari sisi demografi, sebagian besar penduduk Kota Delta adalah orang NU. Karena itu, dia berharap regenerasi pemimpin berasal dari NU. ’’NU punya sayap politiknya, yakni PKB,’’ jelasnya.
Meski demikian, siapa pun pemimpinnya mendatang, Maskhun menyatakan bahwa NU akan tetap bersinergi. NU mempunyai program sinergitas untuk mewujudkan Islam rahmatan lil-alamin. ’’Demi keutuhan NKRI, kami akan selalu pasang badan di depan sebagai perekat seluruh elemen masyarakat,’’ jelasnya.