Dishub Bilang BRT Tinggal Enam
Perum DAMRI Pastikan Jumlah Tetap
SIDOARJO, Jawa Pos – Penumpang bus rapid transit (BRT) harus menunggu sampai dua jam di Terminal Purabaya. Ternyata,jumlahunitBRTterusberkurang.Tinggalenamunit.
Saat kali pertama beroperasi, jumlah BRT dengan rute dari Terminal Bungurasih ke wilayah Sidoarjo itu mencapai 60 unit. Informasinya, pengurangan terjadi karena pendapatan terus menyusut. Rugi.
Di Terminal Purabaya, penumpang BRT menumpuk kemarin (22/7). Mereka menunggu lama. Salah satunya Ika Herawati. Dia penumpang setia. Sejak BRT beroperasi pada 2015, setiap hari Ika menggunakan transportasi masal tersebut. Namun, dalam sebulan terakhir warga Porong itu mengeluh.
BRT sering terlambat. Dulu setiap 15 menit selalu ada bus. ”Sekarang tidak pasti,” ungkap perempuan 40 tahun itu.
Ika bekerja sebagai guru. Pekan lalu dia menunggu bus di Bungurasih. Pukul 17.00 cepat-cepat datang ke terminal. Harapannya, bus sampai setelah magrib. Ternyata, BRT baru tiba sekitar pukul 19.00. ”Sampai rumah pukul 20.00,” ucapnya.
Kabid Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Sidoarjo Edy Sutiono mengakui pelayanan BRT belum normal. Jumlah bus berkurang. Juni lalu jumlahnya 10 bus. ”Saat ini tinggal enam. Tiga di Purabaya. Tiga di Porong,” paparnya.
Dishub sudah berkali-kali mengirim surat ke Perum DAMRI. Minta armada ditambah. Tapi, belum ada tanggapan. Memang, lanjut Edi, jumlah penumpang BRT terus berkurang. Meski begitu, perusahaan seharusnya tidak mengurangi kendaraan. ”Karena pengguna BRT masih ada. Kami terus mendapatkan keluhan,” ucapnya.
Dikonfirmasi soal keluhan itu, Manajer Usaha Perum DAMRI Surabaya Bondet Winajarko mengatakan, tidak ada pengurangan armada BRT. Jumlah BRT tetap. ”Masih normal,” paparnya.
Mengapa penumpang lama menunggu? Menurut Bondet Winajarko, bus terlambat datang karena jalan macet. ”Sehingga datangnya telat,” tuturnya.