Kadin Pacu Kinerja Manufaktur
SURABAYA, Jawa Pos – Jawa Timur (Jatim) gencar meningkatkan kinerja industri manufaktur di dalam maupun luar negeri. Tahun ini proyeksi pertumbuhan sektor tersebut berkisar 7 atau 7,5 persen. Target itu disampaikan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya Jamhadi kemarin (23/7).
Demi memperbaiki neraca perdagangan Jatim, ujar Jamhadi, kinerja seluruh sektor industri harus ditingkatkan sampai akhir tahun. ”Hingga April lalu, impor Jatim mencapai USD 2,19 miliar (sekitar Rp 30,6 triliun). Tapi, ekspornya hanya USD 1,57 miliar (sekitar Rp 21,9 triliun),” jelasnya kemarin (23/7).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menunjukkan bahwa pada kuartal keempat 2018, kinerja produksi manufaktur skala besar dan sedang tumbuh sekitar 7,19 persen. Sementara itu, industri manufaktur mikro dan kecil hanya naik kira-kira 4,11 persen. ”Yang perlu menjadi catatan, growth manufaktur khusus skala mikro dan kecil sepanjang semester kedua 2018 sempat kontraksi. Kuartal keempat turun sekitar 5,44 persen dibanding kuartal ketiga,” tutur Jamhadi.
Untuk menggenjot kinerja manufaktur skala mikro dan kecil itu, Kadin menyiapkan beberapa strategi. Antara lain, membuat klaster industri sekaligus menentukan standar tiap sektor agar bisa lebih fokus dalam membina. ”Contohnya, dibuat klaster industri mamin, fashion, dan kerajinan. Lalu, masing-masing dibuatkan standardisasi atau SNI, spesifikasi, dan kemudian dimodali dinas koperasi serta Kadin Jatim,” kata CEO PT Tata Bumi Raya itu.
Ketua Forum Komunikasi Asosiasi Pengusaha (Forkas) Jatim Nur Cahyudi menuturkan bahwa selama ini sasaran ekspor manufaktur adalah Amerika dan Eropa. Mayoritas komoditas yang diekspor adalah tekstil, sepatu, mebel, dan perhiasan.
’’Agar manufaktur terus tumbuh, perlu kebijakan fiskal dan moneter yang mendukung,’’ katanya. Kebijakan yang dia maksud, misalnya, pembebasan bea masuk bagi pelaku industri yang meremajakan mesin-mesin produksinya.